Satu hal yang sangat saya pribadi sayangkan di #wikufest3 kemarin adalah SMK Telkom Sandhy Putra Malang belum punya klub fotografi. Di ekskul (eh beneran kan ini ekskul) media sandhy putra ada group yang bertanggung jawab akan fotografi di sana (mungkin terkait liputan yang dilakukan). Ada beberapa siswa yang saya tanya join ke medsan alasannya karena ada seksi fotografi di sana.
Padahal kalau mau swadaya, bisa ajah yang yang hobi foto-foto terlepas gearnya apa bisa saling ngumpul, bahas satu isi majalah/buku tentang fotografi abis itu hunting bareng. Ga usah nunggu dibentuk oleh sekolah. Sejak #Wikufest1 saya sudah mengusulkan ini. Harapannya sih Senior seperti Yaniko bisa ngomporin tapi paling ga kalo butuh apa-apa nanti Yaniko is more than happy to help kok. Yang sudah paham dasar-dasar teori fotografi, entah baca buku otodidak, sering ikutan hunting dll mbok ya sharing ke teman-temannya juga. Makin banyak sharing makin terasah juga skill kita :)
Ya udah gitu anggap ajah ini bagian dari kompor yang saya maksud. Anggap saja semua siswa SMK Telkom Sandhy Putra Malang yang kemarin menyandera saya di kelas (maaf banget yah, jadi bingung mo share apaan akhirnya ya seadanya ajah tentang fotografi) serta yang baca blog ini secara resmi namun sepihak dinyatakan sebagai anggota Klub Fotografi SMK Telkom Sandhy Putra Malang :)
Ini hanya sharing antar sesama penggemar fotografi saja. Semoga bisa memberikan wawasan baru.
Let’s talk about composition.
“There are no rules for good photographs, there are only good photographs.”
Mengutip perkataan Ansel Adams di atas, ga ada rumus/aturan untuk foto yang bagus. Adanya ya foto yang bagus :)
== Emang ngapain sih harus mikirin komposisi segala?
== Makanya kamera ama lensanya jangan ecek-ecek. Moto pake hape mana bisa bagus…
== Lagi pula hari gini pingin foto bagus cukup potosop saja
Yaaaaa, mungkin ada benarnya sih. At some point, not much.
But photography is not about gears and photoshop.
Buat saya itu lebih dari perspektif sudut pandang kita yang moto terhadap sebuah obyek. Makanya komposisi dalam fotografi menjadi sangat penting karena dia akan membantu kita menyampaikan pesan atau bahkan emosi foto kita ke viewernya.
Kita sedapat mungkin paham dulu apa yang kita lihat sehingga kita dapat membuat foto yang bagus.
A photograph should tell a story
You, should control your gears not the other way around
Sebelum itu kita ngobrol dikit tentang filosofi, apa sih yang membuat manusia itu … manusia :p
we love what we know, we hate what we don’t know
Saat memproses sebuah informasi, otak kita akan memberi tahu apa yang harus kita sukai, memerintahkan kita untuk menyukai apa yang kita sudah tahu dan hal-hal lain yang sudah familiar.
Saat kita mengetahui hal-hal yang tengah kita lihat, otak jadi rileks dan nyaman.
Gula itu manis
Garam itu asin
roda itu bundar
api itu panas
Nah apa yang terjadi dengan hal-hal yang belum kita tahu?
Biasanya sih muncul rasa khawatir, takut, ga nyaman buntutnya jadi ketidak sukaan.
== Hubungannya dengan komposisi apa?
Kita akan memainkan hal ini untuk membuat foto bagus yang kita inginkan :)
Familiar = known, comfort, pleasure, like
Un-familiar = unkown, discomfort, fear, rejection
== Cantik, beauty, bagus, apa sih itu semua?
Cantik itu kan muncul karena otak kita memproses informasi visual dari mata dan otak kita menganalisanya dengan membandingkan database hal-hal yang sudah familiar ama kita.
Misalnya:
…… (silakan diisi sendiri :P) cantik.
Kenapa? karena kulitnya putih, senyumnya manis, lesung pipinya bikin tambah cute, kacamatanya matching.
Kalo kita ambil wajah manusia sebagai analogi, maka beauty atau kecantikan itu dalam bahasa teknisnya akan mengarah ke rasio.
Perbandingan antara panjang-pendek, lebar-sempit, tinggi-rendah apakah semuanya proporsional?
== OK, tapi apanya yang proporsional yang kita omongin ini?
Yaaaa proporsional akan semua elemen yang ada diwajah kita. lebar-sempitnya wajah, panjang pendeknya dagu, hidung atau gigi :P (no offense), lebar dahi, tebal tipis bibir dan sebagainya.
Nah komposisi mirip seperti itu.
Komposisi adalah gimana cara kita mengkombinasikan berbagai elemen menjadi sebuah kesatuan berdasarkan beberapa aturan.
Dalam foto, kalo elemen-elemennya tidak kita tata, random, ga ada pattern atau aturannya maka kesan yang timbul ya …. berantakan. Endingnya? ya rejection, foto kita ga bagus.
== Lho? Kok kontradiktif dengan perkataan Ansel Adams di atas? Ngaco nih
He he he he, mari kita lihat konteksnya, mas bro.
Aturan itu ada, tapi bukan hanya satu, ga harus spesifik dan kita ga harus stick only to one rule.
Rule needs to be easily identified, supaya ga menimbulkan kebingungan.
Nah aturan-aturan tersebut jangan diperlakukan sebagai “aturan” kaya kita dalam militer
Kita pura-pura jadi juru masak saja, aturan-aturan/rule komposisi tadi jadi bumbu-bumbunya. Selanjutnya terserah kita mo masak apa karena bisa pakai kombinasi bumbu yang beda tiap masakannya :)
Di antara kalian mungkin sudah mengenal istilah “rule of thirds“, but life is not only about that :) Ada banyak cara yang bisa kita gunakan untuk membuat komposisi foto yang bagus.
Nanti kita bahas di postingan berikutnya ajah ya :)
Berikut ini sample berantakangan dan yang dikit rapi, silakan komentar dan kritiknya :)
Maksud hati ingin memperlihatkan macetnya jalan Gatot Subroto – Jakarta yang ke arah Pancoran dilihat dari belakang meja saya. Cuman karena keterbatasan gear yg ga bisa nge-zoom ke sana, jadinya kaya gini. Berantakan. Bisa sih di crop, cuman digital magfication = gambar kotak-kotak. Ya gitu deh, messagenya jadi tidak/kurang tersampaikan.
Namanya Fefe. Dia ini bersandar di sebuah bidang bebentuk segitiga memanjang. Bagian belakangnya itu kaca semua sementara di sebelah kanannya penuh pilar. Fefe cantik kan?
Nah coba kalo Fefe disuruh berdiri di tengah-tengah, kiri bagunan segitiga, kanan pilar-pilar, trus kita ambil fotonya full body pose dengan pilar dan bangunan segitinya harus kelihatan semua lengkap dengan langit serta awannya. Trus ajukan pertanyaan yang sama dengan paragraf di atas.
Pingback: #WikuFest3 - Komposisi - Framing | @nurikidy