Canon Powershot S3 IS Pro

Status: hilang dicuri

Pengalamanku menggunakan kamera sebenarnya ga “wah” banget kok. Diawali dengan kamera poket 35mm dari Fuji. Mengapa Fuji? karena toko Fuji ada di mana-mana :) Aku punya beberapa seri poket Fuji, mulai yang standar point n shot biasa sampe yang zoom nya tinggi+infra red remote :) Sayang belum sempat scan foto-foto yang dulu diambil dengan kamera ber-remote IR ini.

Setelah jaman 35mm berlalu (aslinya sih males bolak balik cetak foto), maka beralihlah saya ke kamera digital. Kamera digital pertama dulu saya beli seharga 1.2jt di Pasaraya Blok-M. Merek lupa. Kamera ini aku bawa ke Paris untuk beberapa minggu bersama dengan Fuji IR-ku. Dan ternyata “kamera digital” ini BUSUK banget. Tiap kali release shutter selalu kedengaran suara per keras bgt dll. SUCKS abis pokoknya. Kamera Fuji ku malah perform jauh lebih baik dengan hasil yang memuaskan. Paling ada beberapa foto yang lost focus ajah :P

Setelah itu barulah aku beli “kamera digital beneran”. Waktu itu aku beli Kodak EasyShare CX 3xx something. Tapi tetap saja kamera ini tidak memuaskan. Kecuali kamu bisa megangin kamera ini tanpa “shaking”, hasilnya akan cukup bagus. Foto di bawah ini contoh hasil bagus yang pernah saya buat dengan Kodak tersebut :P

Kodak tersebut akhirnya saya berikan ke adikku di Malang. Saya pingin beli baru yang lebih bagus baik fitur maupun kualitas gambarnya. Pilihan jatuh ke Canon Ixus 50. Simple, mini, punya beberapa basic manual setting. Dan hasilnya bagus. Hasilnya bisa dilihat di bawah ini, lokasi di Shenzhen – China

Contoh lain bisa lihat di gallery Nanjing, Beijing dan Hongkong

Nah, menurutku ada sesuatu yang kurang pada Ixus 50 ini. Tanganku kadang shaking kalo lagi motret cepet gitu, makanya saya butuh fitur image stabilizer. Fitur image stabilizer beneran (bermain di lensa) pada kamera poket cuman dimiliki oleh Canon dengan IS nya, Panasonic dengan Mega O.I.S nya dan Nikon dengan VRnya. Lainnya paling sekedar software untuk ngatur shutter dengan ISO doang which is … rubbish :P

Kebetulan saya ada budget, maka belilah saya Canon Powershot S3 IS Pro. Dengan IS, zoom 12x dan fitur-fitur basic seperti yang ada di DSLR (not all) seperti white balance, iso, shutter speed, aperture yang lebih enhance dari Ixus 50 ku tentunya, kamera ini menjadi sangat powerful.

Canon S3 IS

Foto-foto di gallery picasaku berlokasi di Zhenzhen dan pas balik ke Jakarta nonton Piala Asia 2007 diambil menggunakan S3 IS Pro ini. Itu tanpa retouch sama sekali lho, ada juga resize tanpa ngubah “metadata” :P

Contoh hasil jepretan Powershot S3 IS ini bisa dilihat di flickr. Yang kurang sreg pada kamera ini hanya penggunaan 4 baterai AA saja sih :) Coba kalo pake Li-Ion seperti IXUS … wah cool.

Namun sayang, the camera is now gone. Stolen :(Canon S3 IS

This entry was posted in Technology by nuri. Bookmark the permalink.

About nuri

Hi, i am Nuri. Just another IT guy working on fintech and telco at Jakarta, Indonesia. While tech stuff became my daily breakfast, i also love to travel around the globe and taking photos also. I DJ on my spare time while dealing with any mess my 9 cats made at home :)

5 thoughts on “Canon Powershot S3 IS Pro

  1. salam kenal,

    Saya baru dapat S3 IS seken, dari sebulan yang lalu browsing cari referensi kamera yang cukup bagus untuk belajar fotografi dikit-dikit. sekarang masih eksplorasi, masih baca manualnya.
    ikut berduka sama s3 isnya mas, moga2 dpt ganti yang lebih baik, SLR ato DSLR gituh

  2. salam kenal juga bro sandhee :)
    ga nyesel deh pake S3 IS :) powerfull
    kalo ada budget lebih mungkin bisa bliin tele/wide lense converter … bisa dipasangin lense hood juga :)

  3. tendang seno balik ke sawojajar
    sana orientasi lagi pake rambut 321+tas karung goni

Comments are closed.