Mimpi…

Mimpi …
Hingga saat ini mimpi masih menjadi fenomena unik terutama dikalangan akademis.

Menurut Sigmund Freud, mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktifitas emosi lain, hingga aktifitas emosi yang sama sekali tidak disadari.

Dalam sudut pandang Islam, mimpi bisa jadi adalah karena tekanan psikis seperti yang diteorikan oleh Freud namun bisa jadi dari faktor eksternal seperti dari Alloh SWT dan setan. Mimpi bisa jadi isyarat yang diberikan oleh Allah kepada hambanya berupa berita baik atau buruk dan mimpi ada yang memiliki makna dan ada pula yang berupa mimpi kosong sekadar permainan syaitan kepada manusia. Banyak ayat Al Quran dan riwayat Nabi yang bercerita tentang mimpi, oleh karena itu keberadaan mimpi tidak bisa di-ingkari. Kenapa? ya karena artinya sama ajah dengan mengingkari wahyu-wahyu Alloh yang diturunkan kepada nabi dan rasul-Nya dengan media mimpi.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Jika masa semakin dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar mimpinya adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagian kenabian. Mimpi ada tiga macam: mimpi yang baik sebagai berita gembira dari Allah ‘azza wa jalla, mimpi seorang muslim yang dialami oleh dirinya sendiri, dan mimpi sedih yang berasal dari setan. Jika salah seorang di antara kamu mengalami mimpi yang tidak disukai, janganlah menceritakannya kepada orang lain, bangunlah, kemudian shalatlah." (Muttafaq ‘alaih)

Ini berarti hanya mimpi seorang mukmin yang patut dipertimbangkan. Jadi kabar yang diberikan Allah pada manusia, 45/46 diberikan pada nabi, 1/46 diberikan pada orang yang beriman melalui mimpi. Mimpi Nabi Yusuf, Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim bagian dari nubuah. Perlu digaris bawahi kata "mukmin". Contoh mukmin adalah Abu Bakar as-Siddiq. Nah kalo saya yang berilmu cetek ini masih dalam tahap berusaha keras menjadi seorang Muslim yang baik dan taat *sigh* Kesimpulannya mimpi saya atau yang sekelas dengan saya kemungkinan tidak validnya jauhhhhhhh di atas 68% :P Yang jelas tidak masuk dalam 1/46 tadi lah. Mimpi-mimpi yang saya alami juga berpotensi besar merupakan mimpi seperti apa yang disebutkan Freud, mungkin juga usaha syaitan untuk menghasut saya. Nau’udzu billah :(

Saya jauh dari berilmu, makanya saya tidak berani mencoba-coba diri mengartikan/menafsirkan mimpi. Menafsirkan mimpi tidak dilarang, tapi tidak bisa sembarang orang mengklaim dirinya bisa menakwilkan mimpi kalau tidak cukup ilmu. Tidak hanya ilmu dalam artian pengetahuan/knowledge tapi juga tindak-tanduk hidupnya. Dia haruslah orang yang jujur (shidiq seperti Abu Bakar r.a), cerdas, cerdik, dan bersih dalam kehidupannya. Ia harus mengerti tentang Kitab Allah dan sunah Rasulullah dan ia pun harus paham benar ilmu mentakwilkan mimpi. Jadi kalo sekiranya masih ecek-ecek, ga jelas sumber ilmu dan kelakuannya, itu bisa berbahaya. Bisa membuat kita terjebak pada kemusyrikan.

Jadi apa yang dilakukan ketika mengalami mimpi, entah yang garing, menyenangkan atau menakutkan?
Kalo garing, mungkin krn hari itu atau hari-hari jauh sebelumnya saya mengalami hal-hal garing yang masih nyelip di memori :)
Kalo menyenangkan, berarti Alloh telah menambah satu nikmatnya lagi untuk diri saya ini :)
Kalo menakutkan, berarti ulah syetan.

Sunnah Rasululloh SAW jika terbangun akibat mimpi buruk adalah:
1(a) Berlindung pada Allah SWT dari gangguan setan dan dari keburukan mimpi tersebut. (b)Kemudian meludah (meniup ke kiri 3X).
2. Pindah posisi tidur.
3. Tidak menceritakan mimpi buruk tersebut kepada orang lain.

Untuk point 1a dah jelas. Berdoa, membaca ta’awudz semoga Alloh SWT selalu melindungi kita dari segala gangguan yang terlihat maupun tidak terlihat. Terbangun tengah malam dihantui rasa takut akibat mimpi, kemudian kita ambil wudhu, tahajud dan dilanjutkan dengan tadarus. Takut tadi Insya Alloh akan berganti air mata yang menyanjung kebesaran-Nya yang mungkin telah sekian lama kita lupa.
Untuk point 1b, coba baca tulisan Engkoh Fahmi soal topik serupa. Biar tidak salah praktik :P

Point 2, sunnah Rasulullah SAW supaya kita tidur miring ke kanan tapak tangan di bawah pipi dengan kaki sedikit di lipat. Kalo ga salah ada studi mengenai posisi tidur dan letak tempat tidur yang dapat berimbas kepada kualitias tidur kita. Termasuk di dalamnya dapat membuat kita bermimpi buruk. Dan dari hasil studi tersebut, sebagai contoh tidur miring kiri ga baik. Kenapa? karena posisi jantung jadi terdesak/terhimpit. Aliran darah jadi kurang lancar terutama pasokan ke otak. Akibat pasukan darah ke otak tidak lancar tadi, kerjanya jadi tidak enak dan bisa mentrigger hal-hal yang membuat kita mengalami mimpi yang tidak enak pula.

Point 3, dalam pemahaman saya, dengan tidak menceritakan mimpi tersebut kita akan menghindari "kekacauan" yang mungkin muncul sebagai akibat dari mimpi tersebut.
Misal, si Fulan mimpi temannya akan mendapat kecelakaan pada hari X. Nah temannya si Fulan ini kan bisa-bisa secara tak sadar jadi syirik, saking takut dan paranoidnya akan isi mimpi itu dari pada bermunajat pada Alloh.
Dan misalkan atas kehendak Alloh mimpi itu jadi kenyataan, kita bisa ajah juga jadi khilaf, terjebak syirik .
"Tuh, apa gue bilang? Kan gue udah mimpiin itu".
Lupa kalo itu semua adalah takdir Alloh SWT bukan gara-gra mimpi. Belum lagi kalo bawa-bawa dukun buat nafsirin mimpi. Duh gusti ….

Atau si Fulan mimpi suami/istrinyanya selingkuh akibatnya rumah tangga kacau. Belum terbukti kebenarannya dia sudah menyebarkan mimpinya kemana-mana. Dan mimpi itupun jadi pergunjingan, pergunjingan adalah ghibah. Buntutnya akan menjadi sebuah fitnah. Rumah tangga jadi "tidak kondusif" lagi karena curiga yang berlebihan ditambah kompor hasil ghibah. Akhirnya rumah tangga bisa hancur bukan gara-gara salah satu pihak selingkuh seperti yang dimimpikan, tapi dari hal yang awal mulanya hanya sebuah mimpi buruk. Dan siapa yang tertawa? Tentunya syaitan laknatullah. Sudah berapa orang yang sukses ditariknya untuk membuat dosa lewat ghibah dan fitnah yang tercipta?
"Lho kan akhirnya kejadian apa yang di mimpi buruk itu" (ngeles dengan mengebiri cerita karena selingkuh tidak terbukti)

Semua kejadian kan terjadi atas izin Alloh SWT, entah dengan awal yang buruk ataupun awal yang baik. Dari pada nyebarin mimpi buruk kan lebih baik kita instrospeksi, banyak-banyak berdoa. Mungkin banyak amalan kita yang kurang atau ibadah atau cara hidup kita yang mengutamakan su’uzdon/berprasangka buruk kita sehingga diganggu dengan mimpi-mimpi seperti itu.

Orang-orang tua jawa suka ngendikani untuk selalu "nyebut", "eling" sebagai analogi bagi kita untuk selalu beristighfar. Ingat kepada-Nya dan selalu minta perlindungan-Nya. Alhamdulillah saya terhindar dari mimpi-mimpi buruk atau mimpi-mimpi mengganggu seperti itu. Sekali lagi Alloh SWT telah melimpahkan rahmatnya buat saya ini. Saya malah pernah mimpi jadi squirtle yang sibuk ngejar-ngejar pikachu dan teman-temannya buat dijitakin satu persatu karena jahil. Ya ya ya ya, I admit it. Saya penggemar anime Pokemon. Cuman yang sedikit mengganjal, saya terancam jadi korban efek mimpi buruk orang lain, orang yang saya sayang. Duh gusti, apa salah dan dosa yang sekiranya sudah saya perbuat yah? Hutang apa yang belum saya bayar? Semoga saya tetap selalu Engkau berikan ketabahan dan lindungan. Amin.

OOT, besok ada yang mo delivery lemari. Tapi saya lupa  nanya, itu lemari untuk bedset apa lemari/rak TV yah? hehehehehehehe
Jadwal weekend, sarapan pecel, bersih-bersih rumah, periksa efek hujan yg turun deras menyambut imlek, nerusin baca State of Fear, nyari vacuum cleaner. Kalo rak TV yang datang berarti beli TV LG Pearl Black yang slim 21" :)
 

This entry was posted in General by nuri. Bookmark the permalink.

About nuri

Hi, i am Nuri. Just another IT guy working on fintech and telco at Jakarta, Indonesia. While tech stuff became my daily breakfast, i also love to travel around the globe and taking photos also. I DJ on my spare time while dealing with any mess my 9 cats made at home :)

One thought on “Mimpi…

Comments are closed.