Januari 20 tahun lalu, sebuah inisiasi pembaruan sistem IP diluncurkan dikenal sebagai IP versi 6 (IPv6). IPv6 ini jauh lebih mau dibandingkan dengan IPv4 yang secara defacto saat ini digunakan oleh semua orang, semua perangkat. Mengingat perkataan salah seorang dosen saya dulu serta trainer datacomm, metaforanya dengan menggunakan IPv6 setiap butir pasir di bumi ini bisa punya alamat IP masing-masing. Bandingkan dengan IPv4 yang bisa dibilang sudah kehabisan alokasi IP sejak beberapa tahun terakhir.
Nah, dalam ulang tahun-nya yang ke-20 ini apa sajakah yang sudah dicapai oleh IPv6?
Hmmm, sayangnya belum banyak sih. Data dari Google menunjukkan bahwa adopsi IPv6 masih di angka 10%. Hey but it’s good compared to 6% at the end of 2014.
Biaya implementasinya saat ini yang masih terbilang mahal dan belum lagi penyesuaian di sisi aplikasi-aplikasinya juga mungkin menjadi faktor penyumbang lamanya adopsi. Namun, dalam 4 tahun terakhir ini tingkat adopsi IPv6 cukup menjanjikan dengan faktor pengali 2.5. Dari 0.4% di akhir 2011 menjadi 1% di akhir 2012, 2.5% diakhir 2013, 6% di penghujung 2014 lalu. Dan angka ini hanya mengacu kepada para pengguna Google saja ya.
Google menganalisa penyebaran IPv6 ini dengan membuat para penggunanya menjalankan program Javascript kecil yang menguji apakah komputer tersebut dapat memuat URL IPv6. Selama akhir pekan, 10% dari pengguna Google dapat melakukan hal ini, tetapi selama hari kerja angkanya kurang dari 85. Sepertinya banyak orang menggunakan IPv6 saat di rumah dibandingkan di tempat kerja.
Berikut ini beberapa cuplikan data dari Google terkait dengan IPv6.