Photoshop-on-Linux

Google telah mengumumkan dukungannya (dana) untuk membuat versi Windows dari Adobe Photoshop dan produk Creative Suite lainnya dapat berjalan bagus di komputer-komputer bersistem operasi Linux. Untuk itu Google menyewa Codeweavers – pembuat perangkat lunak Wine – untuk membuat Photoshop berjalan dengan lebih baik di Linux. Walaupun belum tentu semua produk Creative Suite akan mendapatkan dukungan dana untuk pengembangan supaya dapat berjalan di Linux, tapi yang jelas Photoshop-on-Linux saat ini menjadi prioritas Google.

Google sendiri sudah menggunakan wine untuk aplikasi Picasa versi Linux miliknya. Picasa digunakan untuk editing, tagging dan upload foto. Ya, saya pengguna picasa. Hasilya bisa dilihat di kotak-kotak foto disidebar kanan blog ini (iklan :P)

Nah apa itu wine? Banyak yang menyebut bahwa wine adalah emulator. Namun wine sendiri singkatan dari "Wine Is Not an Emulator". Nah kan? Bingung?
Hehehehehe, jadi begini, wine adalah sebuah perangkat lunak yang memungkinkan sistem operasi Unix yang berjalan di komputer berasitektur x86 (PC dengan CPU Interl atau AMD yang kebanyakan dikenal orang saat ini) untuk mejalankan program-program yang aslinya dibuat untuk dapat berjalan di sistem operasi Microsoft Windows. Wine akan melakukan intersepsi perintah-perintah Windows dari program tersebut, mengubah/mengkonversikannya menjadi instruksi-instruksi untuk kernal Linux dan subsistem grafisnya.

Berdasarkan survey yang dilakukan Novell, Photoshop menempati peringkat pertama sebagai aplikasi non-Linux yang diinginkan supaya dapat berjalan di Linux. Perangkat lunak lain yang didambakan pengguna Linux berdasarkan polling tersebut diantaranya adalah Autocad, Dreamweaver, iTunes, Macromedia Studio, Flash, Quicken, Visio, Quickbooks, Lotus Notes.

Nah karena saya ga punya duit buat beli Photoshop, sepertinya saya stick with GIMP ajah dulu :P iTunes would be very nice if it has the native Linux version. Tapi saya ga punya iPod, cuman Creative Zen Neeon yang udah berumur 3 tahun sekarang. Jadi menggunakan Banshee  dah cukup lah :) Visio … ah itu termasuk yang saya idamkan. Kurang puas dengan Dia. Ngga network admin friendly … jadi kalo bikin diagram networking ga senyaman Visio. Saya ga butuh Quicken/Quickbooks, untuk personal financial management saya bisa pake KMyMoney, GnuCash atau beli Moneydance ajah $29.99. Autocad skip, saya ga pakai. Dreamweaver? Saya berhenti pakai wysiwyg editor sejak eneg dengan betapa kotor dan tidak rapinya source code hasil Ms Frontpage sekitar tahun 1997 lalu.

Yahoo: Microsoft? No Thanks

Awal Februari lalu, perbincangan sektor ekonomi – teknologi ramai dengan berita rencana akuisisi kelas besar. Kapitalis software raksasa Microsoft ingin mengakuisisi Yahoo (dalam bentuk cash/saham) senilai US$ 44,6 milyar. Kalo di kurs ke rupiah bisa lebih dari 410 trilyun, entah setara dengan dana APBN berapa lama. Yang jelas itu kalo ditaruh di Indonesia akan merupakan kue yang sangat besar dan nikmat untuk dikorupsi.

Anyway, rencana akuisisi Microsoft tersebut menuai banyak tanggapan baik pro, netral maupun kontra. Mulai dari para pakar ekonomi sampe pengguna internet biasa seperti saya ini. Mulai dari para spekulan saham sampe para geek yang anti Ms :)

Nah senin kemarin (11/2), Yahoo secara resmi menyatakan menolak tawaran Microsoft.
Alasannya?

"Sori jek, tawaran elo terlalu murah. Nyang bener aje"

Nah jadi para pecinta Yahoo yang ga ingin layanan Yahoo yang sudah bagus selama ini terkontaminasi oleh Ms jangan keburu senang. Kalau Microsoft berani nawar lebih tinggi, Yahoo ada kemungkinan merelakan dirinya untuk dijual. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Yahoo "mungkin" akan menerima tawaran dengan nilai US$40/saham nya. Tawaran Microsoft awal awal Februari lalu bernilai US$31.

Sekiranya terjadi, merger Yahoo-Microsoft akan menjadi merger perusahaan IT dengan nilai terbesar yang pernah ada dalam sejarah selama ini. FYI, sewaktu HP membeli Compaq tahun 2000, nilainya kalo ga salah sekitar US$25 milyar. Lenovo beli divisi PC nya IBM, nilainya cuman $1.75milyar.

Nah, apa yang akan dilakukan Redmond berikutnya untuk menggaet Yahoo sebagai mesin uang baru lewat search engine dan sistem iklannya? Ya, Yahoo di proyeksikan sebagai pos income karena MSN sendiri kok cendrung jadi titik pengeluaran dibandingkan pemasukan. Yah, abisnya among the other 2 (Google & Yahoo), MSN kan yang paling sux  worldwide :)

Is your bleki working today?

Is your bleki blackberry working today?

Diberitakan bahwa hari ini (12/2) si bleki blekberi mengalami outage untuk wilayah US dan Kanada. Jadi si bleki ga bisa dibuat untuk terima ataupun kirim email, register device, roaming, akses internet (termasuk browsing).Yang jelas, operator sana (AT & T, Verizon) menyebutkan bahwa problem bukan di jaringan telekomunikasi mereka. Tapi lebih di device blackberry sendiri. Cuman si RIM, perusahaan yang ngeluarin si bleki ini ga mo ngasih keterangan penyebabnya apa dan estimasi perbaikannya berapa lama.

"RIM officials did not return phone calls", begitu nyuplik berita di Yahoo News. April kemarin waktu jaringan bleki lumpuh, si RIM juga ga ngasih penjelasan.

Entah outage ini ada efeknya ga untuk para pengguna blackberry di luar US & Kanada.

Me, Blogger and Multiply

If blogging is considered as writing an online journal, then I’ve started years ago since I knew how to build a webpage using HTML. Thanks to geocities :) It was on geocities.com/heartland/ranch/some_number_i_couldnt_remember :P Then i made several sites again at bravenet and some other free webhosting providers. Due to my tight schedule @the office, I have no much time to play with web designing for my own self. Then on 2004 I continued blogging using blogger.com.

Well, blogger.com (kidy.blogspot.com) actually provide me more than enough to do simple blogging. It has a dashboard which is easy to navigate, archives, I can change the layout, BloggerAPI. I also joined multiply (nuykidy.multiply.com), which is also offering me a blog service. What I felt as disadvantages using Blogger.com (and Multiply) were space. I have to put all my files, images, scripts, css for my layout somewhere else out of the blogger.com. It could be tricked acutally for images, but still it didn’s satisfy me. Furthermore when I started developing a modul that enable me to submit a post via SMS & MMS (using BloggerAPI and later change to AtomAPI).

Continue reading

Welcome to Leopard!

OSX Leopard

Based on Apple website, the newest “cat” in OSX family is now officially released to the market to day (Oct 26). You can get a copy with only HKD 1000 or SGD 238 (Single User).

Minimum requirement for Leopard:

  • Intel, G5, G4 (867MHz min) Processor
  • 512MB RAM (additional recommended)
  • DVD drive
  • 9GB Hard Disk Space
  • Built-in Display or Display connected to an Apple-supplied video card supported by computer.

“Mau?” hehehehehehhehe

Canon Powershot S3 IS Pro

Status: hilang dicuri

Pengalamanku menggunakan kamera sebenarnya ga “wah” banget kok. Diawali dengan kamera poket 35mm dari Fuji. Mengapa Fuji? karena toko Fuji ada di mana-mana :) Aku punya beberapa seri poket Fuji, mulai yang standar point n shot biasa sampe yang zoom nya tinggi+infra red remote :) Sayang belum sempat scan foto-foto yang dulu diambil dengan kamera ber-remote IR ini.

Setelah jaman 35mm berlalu (aslinya sih males bolak balik cetak foto), maka beralihlah saya ke kamera digital. Kamera digital pertama dulu saya beli seharga 1.2jt di Pasaraya Blok-M. Merek lupa. Kamera ini aku bawa ke Paris untuk beberapa minggu bersama dengan Fuji IR-ku. Dan ternyata “kamera digital” ini BUSUK banget. Tiap kali release shutter selalu kedengaran suara per keras bgt dll. SUCKS abis pokoknya. Kamera Fuji ku malah perform jauh lebih baik dengan hasil yang memuaskan. Paling ada beberapa foto yang lost focus ajah :P

Setelah itu barulah aku beli “kamera digital beneran”. Waktu itu aku beli Kodak EasyShare CX 3xx something. Tapi tetap saja kamera ini tidak memuaskan. Kecuali kamu bisa megangin kamera ini tanpa “shaking”, hasilnya akan cukup bagus. Foto di bawah ini contoh hasil bagus yang pernah saya buat dengan Kodak tersebut :P

Kodak tersebut akhirnya saya berikan ke adikku di Malang. Saya pingin beli baru yang lebih bagus baik fitur maupun kualitas gambarnya. Pilihan jatuh ke Canon Ixus 50. Simple, mini, punya beberapa basic manual setting. Dan hasilnya bagus. Hasilnya bisa dilihat di bawah ini, lokasi di Shenzhen – China

Contoh lain bisa lihat di gallery Nanjing, Beijing dan Hongkong

Nah, menurutku ada sesuatu yang kurang pada Ixus 50 ini. Tanganku kadang shaking kalo lagi motret cepet gitu, makanya saya butuh fitur image stabilizer. Fitur image stabilizer beneran (bermain di lensa) pada kamera poket cuman dimiliki oleh Canon dengan IS nya, Panasonic dengan Mega O.I.S nya dan Nikon dengan VRnya. Lainnya paling sekedar software untuk ngatur shutter dengan ISO doang which is … rubbish :P

Kebetulan saya ada budget, maka belilah saya Canon Powershot S3 IS Pro. Dengan IS, zoom 12x dan fitur-fitur basic seperti yang ada di DSLR (not all) seperti white balance, iso, shutter speed, aperture yang lebih enhance dari Ixus 50 ku tentunya, kamera ini menjadi sangat powerful.

Canon S3 IS

Foto-foto di gallery picasaku berlokasi di Zhenzhen dan pas balik ke Jakarta nonton Piala Asia 2007 diambil menggunakan S3 IS Pro ini. Itu tanpa retouch sama sekali lho, ada juga resize tanpa ngubah “metadata” :P

Contoh hasil jepretan Powershot S3 IS ini bisa dilihat di flickr. Yang kurang sreg pada kamera ini hanya penggunaan 4 baterai AA saja sih :) Coba kalo pake Li-Ion seperti IXUS … wah cool.

Namun sayang, the camera is now gone. Stolen :(Canon S3 IS