Hello World, Nikon D7100

[vc_column_text width=”1/1″ el_position=”first last”]

Are you a Nikon shooter?

Roadmap Nikon biasanya mengeluarkan produk baru setiap 3 tahun. Tahun 2012 kemarin entry level D3200 dan D5200 telah diluncurkan untuk menggantikan seri sebelumnya. Tahun ini giliran D7000 yang digantikan oleh generasi barunya.

Damn!

[vc_video title=”Nikon D7100″ link=”http://www.youtube.com/watch?v=dq9X2fxOEfY” size=”450×253″ width=”1/1″ el_position=”first last”]

D7100 adalah kamera APS-C dengan resolusi 24 megapixel, sama seperti halnya D3200 dan D5200.

Lah, trus bedanya apa dong?

Nikon D7100

Nikon D7100

Resolusi boleh sama, tapi sensornya beda. Sensor D7100 ini tidak menggunakan optical low-pass filter/OLPF (mirip dengan D800E). Dengan tidak adanya filter ini, maka diharapkan akan menghilangkan aliasing distorsion yang akan membuat foto jadi lebih tajam. Bahkan bisa dibilang sensor baru di D7100 ini sudah tidak membutuhkan filter tersebut. Untuk info lebih lanjut mengenai apa itu low-pass filter silakan klik di sini.

Beberapa hal yang menjadi pembeda D7100 dengan D7000 diantaranya adalah AF systemnya.
D7100 menggunakan Advanced Multi-CAM 3500DX dengan 51 focus point dan 15 cross type. Multi-CAM 4800DX di D7000 hanya punya 39 titik fokus dengan 9 cross type. LCD sekarang jadi 3.2inch dengan 1.2megapixel, dibandingkan 3inch 921k pixel di D7000. D7100 mampu menghasilkan video HD 1080p di 24/25/30fps, 50i, 60i. D7000 hanya 1080p 24fps. Thanks to new EXPEED 3 image processor yang ditanamkan di bodi D7100.

Perbandingan spesifikasi antara D7100 dengan D7000 kurang lebih sebagai berikut:

Camera Feature Nikon D7100 Nikon D7000
Sensor Resolution 24.1 MP 16.2 MP
Sensor Type CMOS CMOS
Sensor Size 23.5×15.6mm 23.6×15.6mm
Sensor Dust Reduction Yes Yes
Image Size 6,000 x 4,000 4,928 x 3,264
Image Processor EXPEED 3 EXPEED 2
Viewfinder Type Pentaprism Pentaprism
Viewfinder Coverage 100% 100%
Built-in Flash Yes, with flash commander mode Yes, with flash commander mode
Storage Media 2x SD 2x SD
Continuous Shooting Speed 6 FPS 6 FPS
Buffer Size (RAW, Lossless 14-bit) 6 10
Buffer Size (RAW, Compressed 12-bit) 9 15
Max Shutter Speed 1/8000 to 30 sec 1/8000 to 30 sec
Shutter Durability 150,000 cycles 150,000 cycles
Exposure Metering Sensor 2,016-pixel RGB sensor 3D Color Matrix Metering II 2,016-pixel RGB sensor 3D Color Matrix Metering II
Native ISO Sensitivity ISO 100-6,400 ISO 100-6,400
Boosted ISO Sensitivity ISO 12,800-25,600 ISO 12,800-25,600
Autofocus System Advanced Multi-CAM 3500DX Multi-CAM 4800DX
Focus Points 51, 15 cross-type 39, 9 cross-type
AF Detection Up to f/8 Up to f/5.6
Video Output MOV, Compressed MOV, Compressed
Video Maximum Resolution 1920×1080 (1080p) @ 24p, 25p, 30p, 50i, 60i 1920×1080 (1080p) @ 24p
Audio Recording Built-in microphone
External stereo microphone (optional)
Built-in microphone
External stereo microphone (optional)
LCD Size 3.2inch diagonal 3.0inch diagonal
LCD Resolution 1,228,800 dots dots 921,000 dots
HDR Support Yes No
Built-in GPS No No
Wi-Fi Functionality Eye-Fi Compatible, WU-1a Eye-Fi Compatible
Battery EN-EL15 Lithium-ion Battery EN-EL15 Lithium-ion Battery
Battery Life 950 shots (CIPA) 1050 shots (CIPA)
Battery Charger MH-25 Quick Charger MH-25 Quick Charger
Weather Sealed Body Yes Yes
USB Version 2.0 2.0
Weight (Body Only) 675g 690g

Gear Nikon saya saat ini adalah Nikon D7000, beli akhir tahun kemarin setelah kesana-kemari nyari (bahkan sampai ke Thailand). D7000 sempat langka karena produksinya di Thailand sempat terhambat akibat imbas banjir besar yang melanda Thailand (Bangkok khususnya). Shutter count lom sampai 2000 dah ada penggantinya ajah nih. Tahun kemarin lebih sering menggunakan EVIL camera sih karena faktor lebih portabel buat traveling.

Time to replace?
Could be “Yes” but i will go FX, not another DX.
Let say at least to D600 or get a used D700 ( no budget, i need to make money first from this D7k :( ).
It will be “no” since my D7000 never disappoint me this far. Change to another DX is not an upgrade ^_^
Perhaps if there is a D300s successor, it could be something to be considered :P

[vc_video title=”Nikon D7100″ link=”http://www.youtube.com/watch?v=HoNEMKM5nzE” size=”450×253″ width=”1/1″ el_position=”first last”]

[/vc_column_text]

All New Yahoo Mail

Kali ini Yahoo Mail meluncurkan desain baru tampilan aplikasi emailnya. Di blog perusahaannya, CEO Yahoo Marissa Mayer menyatakan bahwa interface baru yang lebih ringan dan bersih untuk Yahoo Mail ini tersedia untuk semua platform, baik itu web browser, Android, iOS bahkan Windows 8. Sayangnya hanya pengguna iPhone iOS 6 saja yang bisa menggunakan Yahoo Mail app (huaaaaaa…)

courtesy: http://ycorpblog.com/

Dengan berbagai fitur baru yang ditawarkan, Yahoo kini tampaknya lebih fokus ke tampilan yang sederhana dan mengoptimalkan fungsi utama emailnya. Di versi webmail, fungsi core webmail akan muncul pas kita akan menggunakannya. Misalnya, kalo kita ga milih satu emailpun dari daftar email maka icon trashnya ngga akan aktif.

courtesy: ycorpblog.com

Mengutip wawancara dari General Manager Yahoo Mail & Messenger Vivek Sharma dengan ABC News, kecepatan akses adalah salah satu target kunci perombakan Yahoo Mail ini. Peningkatan kecepatan dari login sampai masuk inbox disebutkan mencapai 40%. Sementara proses penulisan email (compose) antara 10-15% lebih cepat dari versi sebelumnya. Dengan begini dari sekitar 110juta user/hari yang dimilikinya, Yahoo menghemat 36juta menit dengan akses yang lebih cepat tersebut.

Implikasi lainnya tentu akan menghemat batre device juga. Ah iya, versi iPad masih belum ada. Dan karena iPhone-ku masih iOS 5, jadi belum bisa nyobain Yahoo!Mail app nya deh :(

Nunggu versi iOS 6 yang lebih stabil dulu.

Yahoo Webmail iOS Safari iOS Yahoo! Mail app

 

Socl, Social Networking ala Microsoft

Another social networking has been introduced.
Setelah sebelumnya digosipkan akan mengeluarkan merek smartphone sendiri, Microsoft kini malah meluncurkan situs social networking baru.

Namanya adalah Socl.

Situs ini masih dalam status beda, jadi penggunanya akan merangkap sebagai tester juga. Socl sendiri sebenarnya sudah diperkenalkan sejak Desember 2011 lalu. Hanya saja waktu itu untuk bisa menggunakannya, pengguna harus mendapatkan invitation dulu.

Trus apa bedanya? Dah kebanyakan layanan social networking yang beredar saat ini.

Microsoft tidak memposisikan Socl untuk menantang Facebook, Twitter, Tumbler, Pinterest atau layanan social-networking lainnya. Yah, menurut mereka sih begitu.

Microsoft sendiri menyatakan bawah Socl itu semacam mash-up dari kumpulan layanan social networking dan pencarian (search). Core Socl itu sendiri bisa dibilang ‘search’ sih. Jadi postingan/status kita pada intinya akan berupa sebuah “search”. Setiap postingan yang kita buat entah itu gambar, foto, video atau hasil pencarian lainnya yang ditampilkan akan dalam bentu kolase dan dilengkapi dengan link ke URL aslinya. Kemudian orang-orang dalam grup kita akan dapat memberikan komentar atau sharing postingan kita tersebut ke layanan social-networking lainnya. Pengguna juga dapat membuat postingan mereka sendiri berdasarkan postingan yang telah kita buat.

Fitur lain dari Socl adalah ‘parties’ yang memungkinkan user untuk ikutan menonton video online. Mungkin mirip-mirip Google Hangouts kali yah. Entahlah
Nah tertarik untuk mencoba Socl? Kamu cukup menggunakan akun Facebook atau Microsoft ID kamu untuk login ke Socl.

Apple Luncurkan iTunes 11 (akhirnya)

Ok, semalam tim saya memang melakukan rilis di City Plaza. Tapi bukan rilis iTunes 11 ini yah :P
Setelah ditunda sekitar 1 bulan, Apple akhirnya merilis iTunes 11 semalam. Alasan penundaan pada Oktober kemarin karena ‘butuh sedikit waktu untuk membuatnya bekerja dengan tepat‘.

Apa saja yang disajikan di iTunes 11 ini?

Well, lumayan banyak juga yang berubah dari sisi tampilan. Coba perhatikan screenshot di bawah ini yang saya ambil dari iTunes 10.7.

iTunes 10.7

Nah, di iTunes 11 sidebar library-nya ilang. Jadi segala menu list music, movies, TV Shows, Apps dll digantikan oleh menu dropdown di pojok kiri atas. Kesannya memang jadi lebih luas. Tapi kalau kalian ga terbiasa dan pingin balik ke ‘tampilan lama’ cukup ke menu View->Show Sidebar.

Tab musik juga ada perubahan. Jika di versi lama isinya adalah Albums-Artists-Genres dan Composer, di versi 11 isinya menjadi Songs-Albums-Artists-Genres-Playlists dan Radio. Enaknya, playlist sekarang ga nyempil di bagian kiri bawah sidebar ^_^

The Look! iTunes 11

Yang asyik lagi sekarang ada yang namanya “Expanded View”. cukup klik di cover albumnya maka list lagu yang berada di dalam album tersebut akan langsung muncul. Dari sana kita bisa langsung pilih untuk play, update info, nambah lirik dan sebagainya :)

Expanded View

Soal tampilan lebih lanjut, kalian bisa explore sendiri lah.

Hal lainnya kalau kalian pernah dengar istilah ‘triple-play’, nah si iTunes punya fitur mirip seperti itu. Jadi jika satu saat kamu pause entah itu film, podcast, lagu, baca ebook, nonton TV atau audiobooks di satu iDevice (misalnya iPhone), kita bisa lanjutin lagi di iDevice lainnya (iPad, Mac, etc).

Walo bukan hal baru yang Wow Gitu, iTunes sekarang lebih cloud-based. Ga jauh beda dengan Google Music atau Xbox music. Lalu ada purchase recommendation yang didasarkan koleksi lagu di library kita. Tampilan yang seragam antar iDevice.

Ah iya … ada mini player :) *jadi ingat winamp jaman-jaman pake windows dulu he he he*

Yang terakhir adalah soal performance. iTunes 11 sekarang bisa dibilang sangat cepat dibandingkan versi-versi sebelumnya. Well, library saya yang ini ga banyak sih dan disimpan di SD Card. Nanti akan dicoba loading seluruh koleksi yang ada di harddisk. Kita lihat apakah akan tetap enteng.

Jadi tunggu apa lagi? Yang ingin mencoba bisa tinggal upgrade atau download iTunes 11 di sini

Mobile App dan USD 30 milyar

Januari 2012 ini saya kebetulan mendapat kesempatan untuk sharing session dengan adik-adik kelas di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. Topiknya waktu itu ngomongin sesuatu yang hampir pasti dibawa kebanyakan orang, hampir pasti ada di kantor kebanyakan orang. Mobile Device.

Intinya saya ingin mengajak adik-adik untuk memberdayakan apa yang ada disekitar kita. Seperti kata pepatah “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat”. Just look around you, what’s in your pocket, what’s in your pocket :) Ga usah jauh-jauh, bikinlah mobile app.
Seperti inception, sebenarnya ada hal lain lagi sih yang perlu dibahas di balik mobile app ini. Paling ga adik-adik sekarang punya perspektif lain lah ga melulu cuman PHP doang.

Nah, di penghujung 2012 ini, industri mobile app diperkirakan akan menghasilkan revenue/pemasukan lebih dari USD 30 milyar sejak mulai tumbuh sekitar 4 tahun lalu. Hal ini didasarkan pada laporan analisa pasar yang dilakukan oleh ABI Research. Dan berita bagus buat para developer, setengah dari angka di atas adalah pendapatan tahun ini saja lho.

Pasar digital app (mobile app lebih spesifik) kini sudah menjadi sesuatu banget (ok ok, kepaksa ngutip istilahnya Syahrini deh). Ini industri yang besar dan bukan hanya sekedar tren sesaat saja.

Kenapa baru mulai 4 tahun? Ya pasar digital app via digital store ini emang mulai booming saat Apple meluncurkan AppStore untuk berjualan aplikasi-aplikasi iPhone tahun 2008 lalu.

So, look again into your (mobile) devices ^_^