Nah kalo postingan sebelumnya saya nulis soal 2 API baru dari Dropbox, kali ini saya coba nulis tentang alternatif Dropbox. Namanya ownCloud.
Sama-sama memberikan fitur dasar yang sama seperti halnya Dropbox seperti file storage, sinkronisasi dan sharing. Bedanya, ownCloud ini adalah free software dengan basis PHP, SabreDAV dan dapat bekerja dengan berbagai macam database seperti SQLite, MariaDB, MySQL, Oracle Database, and PostgreSQL.
Fiturnya antara lain:
- File storage
- Cryptography
- Synchronization of clients
- Calendar
- Task scheduler
- Address book
- Music streaming (via Ampache)
- User and group administration (via OpenID atau LDAP)
- Sharing of content across groups or public URLs
- Online text editor with syntax highlighting and code folding
- Bookmarking
- URL shortening Suite
- Photo gallery
- PDF viewer (using pdf.js)
- Viewer for ODF Files (.odt, .odp, .ods)
selebihnya bisa dibaca di sini
Melihat ke belakang sejenak, sejarah ownCloud ini diawali oleh seorang a KDE software developer bernama Frank Karlitschek. Dalam satu presentasinya dia menginginkan adanya solusi alternatif storage service dari yang ada saat itu. Solusi open source cloud storage yang bisa kita kontrol sendiri. Maka dia mulai proyek pengembangan ownCloud ini di January 2010.
So what’s wrong about it anyway?
Emang kenapa sih kalo kita pakai layanan dari Dropbox dan teman-temannya daripada repot-repot setup cloud storage sendiri?
Ummm, jadi gini
- Menurut Symantec, lebih dari 75% bisnis telah menyimpan data-data sensitif perusahaan di layanan public clouds.
- 40% mengalami pemaparan informasi rahasia dengan kata lain datanya bocor ke luar.
- 40% bilang data yang disimpan di public cloud tadi hilang, jadi mereka harus restore lagi dari backup. Nah kalo ternyata maksud hati pake cloud awalnya malah buat jadi backup ya nangis tralala deh.
- 1 dari 5 pengguna yang disurvey bilang mereka pake layanan file sharing/storage ini untuk kerja, artinya dokumen-dokumen kerjaan disimpan di sana
- Mayoritas pengguna Dropbox tahu bahwa pakai Dropbox itu melanggar aturan perusahaan, hence they did it anyway. Kenapa? Prasangka baiknya sih karena emang mereka butuh layanan ini untuk membantu kerjaan, sementara perusahaan belum bisa menyediakan.
- Menurut Infosecisland.com angka kerugian rata-rata akibat kebocoran data perusahaan ini adalah $5.5 juta pada tahun 2011
Kita lihat ilustrasi dari ownCloud.com berikut ini:
The Dropbox way (image from owncloud.com)
Buat perusahaan, masalah akan timbul jika:
- Karyawan sinkronisasi data-data sensitif perusahaan ke device pribadi mereka. Entah itu pc, laptop, tablet, handphone
- Karyawan sharing data-data tersebut dengan orang lain walaupun itu rekan kerja apalagi rekanan dan entah siapa lagi
- Data-data tadi disimpan di penyedia layanan yang ga jelas (ga punya reputasi atau malah ga dikenal)
- Belum lagi kalau perusahaan harus comply dengan aturan-aturan negara terkait dengan kerasahasiaan data. Misalnya saja institusi perbankan/keungan.
- Ada kompetitor di luar sana yang akan sangat senang mendapatkan data-data tadi berapapun harganya. tetottttt
Jadi sebenarnya kalau bukan data sensitif baik itu untuk keperluan pribadi apalagi sebuah instansi mestinya sih ga segitu masalah kita pake public storage. Nah buat pengguna rumahan maupun perusahaan, ownCloud ini dapat diinstall sendiri dalam sebuah private server tanpa ada biaya tambahan.
the ownCloud way (image from owncloud.com)
Untuk versi enterprise, ownCloud menawarkan berbagai fitur tambahan selain support. Misalnya saja adanya logging modul yang akan mencatat aktivitas-aktivitas yang terjadi terhadap file yang disimpan di ownCloud, siapa yang mengakses, kapan dan dari mana.
Dari sisi support beberapa perbedaan antara community edition dengan enterprise edition adalah sbb:
Detil untuk versi enterprise bisa dibaca di sini
Selebihnya, kalian bisa coba install n oprek-oprek sendiri.
ref: