SOLO: Sharing Online Lan Offline Day #1 The Opening
Yak, setelah menghabiskan hampir 20jam untuk tidur (night driving Yogya-Jakarta via Jalur Selatan yang jalannya bopeng-bopeng penuh tikungan itu sangat menguras fisik dan psikis jendral) saatnya untuk nerusin laporan kegiatan SOLO: Sharing Online Lan Offline tanggal 5-6 Juni kemarin. Di mana? Tentu saja di Solo :)
Opo iku SOLO: Sharing Online Lan Offline?
Jadi ini adalah acara yang digagas oleh teman-teman dari komunitas bengawan, komunitas blogger kota Solo. Disebut juga sebagai Jambore Blogger. Acara ini merupakan ajang ketemuan antara para narablog/blogger dari berbagai komunitas (walo belum seluruh indonesia) lebih dari 20 yang jelas. Paling barat yang saya tahu adalah komunitas blogger Pekanbaru, paling timur dari Angingmammiri.org, komunitas blogger kota Makassar & sekitarnya. Detil peserta silakan bertanya ke panitia karena saya sendiri boleh dibilang hanyalah party crasher, ga terikat komunitas manapun (selain blogfam dan geng maya id-gmail) yang tau-tau muncul di Solo :P
Back to topic, di acara SOLO ini dimaksudkan untuk mempertemukan para blogger dan pengguna aktif internet (seperti saya, juga sampeyan yang baca blog ini) dengan perwakilan masyarakat (dalam hal ini UKM) yang membutuhkan sarana internet dan telah menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup bersama. Jadi yang pengguna aktif itu diharapkan sharing gimana cara memberdayakan internet untuk berbagai hal, dari non pengguna aktif (dalam hal ini UKM) diharapkan akan mendapatkan celah bagaimana menggunakan media internet untuk meningkatkan industri mereka.
suasana registrasi
Dan pada akhirnya para pelaku industri UKM dan para pengguna addict internet ini dapat saling bersinergi, berkolaborasi. Kasarnya yang biasa narsis, berusaha eksis di internet lewat berbagai layanan (blog, facebook, twitter, plurk, mailing list, dll u name it) dapat menjadi media/perantara promosi dari bisnis-bisnis UKM yang ada. Pelaku UKM dapat lebih melebarkan jaringannya memanfaatkan media internet dan pelaku internet itu sendiri.
suasana ruangan |
Kalau saya hitung-hitung kemarin total kursi di ruangan ada 200an dengan formasi 5 meja dengan 4×10 deret kursi di belakang tiap meja. Jadi target acara sekitar 200 orang. Melihat banyak yang lesehan di dalam (termasuk saya yang ngider2 moto) plus di luar, target panitia dah tembus. Seperti disinggung di atas, peserta Jambore Blogger ini dihadiri oleh banyak pengusaha UKM yang berasal dari wilayah eks karesidenan Surakarta seperti dari Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar.
yak, penuh!! :)
Acarane opo wae?
Well, sekitar jam 8.30 acaranya diawali oleh tari kontemporer dari Solo Batik Festival. Outfit kostum penarinya keren-keren, salut sekali untuk desainernya.
|
Setelah tarian selesai, dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua panitia. Mas Mursid yah kalo ga salah?
Karena Pak Walikota yang dijadwalkan memberikan sambutan setelahnya tidak dapat hadir, akhirnya beliau digantikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Bu Eny Tiyasni Susana (semoga saya ga salah menuliskan nama beliau ^_^ )
Abis itu saya ga tahu soale mesti keluar dari Graha Soloraya demi mencari battery AAA yang kebetulan out of stock. Buset deh, pagi-pagi belum ada toko buka. Nanya-nanya minimarket terdekat ga ada yang tahu. Nanya ke “rombong” yang saya temuin sepanjang jalan depan Beteng situ ga ada yang jual. Nyaris saja saya muterin benteng sebelum ikut nimbrung ngunduh asem bareng beberapa anak smp di sisi timur benteng. Hehehehehehe, dah lama ga ngemil asem langsung dari pohonnya gini. Dari mereka saya disarankan ke toserba/mall Luwes di pojokan prapatan kauman yang baru buka. Dapat deh battery n langsung balik ke Graha Soloraya. Solo masih jam 9nan gini dah gerah euy.
Sampai lokasi ternyata lagi, sekitar jam 9 lebih dikit, semua pada makan snack, wah saya ketinggalan banyak hal neh. Ternyata tidak juga hehehehehe karena acaranya mulai agak telat, jadi abis sambutan dari ketua panitia acara ya dilanjutin ngemil snack :) Doh lantai dah pliket deh penuh tumpahan teh/kopi :(
Plat-M
Break dulu, dilanjut di artikel berikutnya yah :)
Postingan terkait lainnya:
SOLO: Sharing Online Lan Offline Day #1 – Arrival
Setelah maksain agak speeding selepas Semarang, alhamdulillah akhirnya sampai juga di Solo dengan aman sentosa sebelum jam 3 pagi. Berarti masih ada waktu yang cukup untuk beristirahat. Untungnya venue acara ada di Jalan Slamet RIyadi yang kalo ga salah adalah salah satu urat nadi transportasi kota Solo. Jadi tinggal nyusurin ajah sekalian lihat-lihat ada budget hotel ga di sekitarnya.
Graha Soloraya terletak di ujung Jalan Slamet RIyadi, pas di perempatan atau tepatnya bunderan Gladag Kranton Solo. Pas samping gerbang keraton yah? Jadi flashback deh. Dulu pas SMP pernah studi tur ke Solo, bisnya parkir di semacam tanah lapang depan Masjid Agung. Kalau ga salah masuknya ya dari gerbang keraton ini :P Dekat pasar klewer, tujuan wisata ibu ma bibi kalo pas liburan, dari Magetan suka maen ke Solo.
Puter balik kembali menyusuri Slamet RIyadi ke arah barat ( arah salatiga/boyolali ). Wah pada tutup hotelnya dengan pagar terkunci. Hehehehe padahal kalo di Jakarta open 24 jam tuh. Karena hotel sekelas Ibis, Novotel, Sahid ga masuk budget plan kali ini, ya kepaksa nyari yang emang model bed & breakfast deh.
Akhirnya nemu Hotel Arini di ujung Slamet Riyadi dekat PLN Solo. Itupun nekat ajah mampir, berenti, ada satpam yang masih terjaga. Petugas lainnya pada tidur di lobi :P Yah untung bisa dapat 2 kamar kosong. Langsung deh tepar molor. Ada waktu 4 jam untuk tidur, jam 9 nanti acara dah dimulai.
** ZzzZZzZzzZZzz **
Jam 9 di Graha Soloraya, masih sepi euy. Tapi ga berapa lama rombongan peserta dah datang. Ada yang kompakan pakai seragam, PLAT-M dari Madura. Ada anak-anak tugupahlawan, seorang yang aku lihat dari Malang, ada yang dari Depok dan Bekasi juga. Kalau dihitung kursi di ruangan ada sekitar 200an, dan bakal terisi penuh nih melihat animo pesertanya :)
Ya udah ngider-ngider dulu deh motret-motret sambil ngobrol-ngobrol :P
Btw, Slamet Riyadi ternyata one way dari arah barat ke timur mulai jam 6 s/d 22. Waduh, balik ke Arini nanti lewat mana yah? *summon google and map*
Postingan terkait lainnya:
FreeBSD 8 + Java = Pain in The Ass
Have you ever had any success installing a java, JDK on a FreeBSD box. Specially FreeBSD 8 RELEASE #1?
I got a headache with it.
Why FreeBSD? Dont ask me. It was just given like that i couldn't complaint nor allowed to reinstall the machine with linux.
Did almost all reading and googling but none of them seems to be working :( &R@)DF@*&TC D!@CDS(
install diablo-jdk16 OK
problem running java both jdk n jre from installed diablo-jdk16
diablo should be a boot strap to install ports java/jdk15 and java/jdk16. Both failed to install :(
Me and My Smash
Hari ini, akhirnya, saya memulangkan motor Suzuki Smash keluaran tahun 2003 ku ke Malang. No big deal mungkin tapi motor kucel itu punya sejarah panjang dalam kehidupanku.
Beli nyicil di Oktober 2003, Smash hitam ini adalah kendaraan pertama yang aku beli sendiri *yay* Jadi dari situ ajah dah kelihatan dong sejarahnya :) Beli di Malang, pemakaian di Jakarta hehehehe. Kenapa? dulu sih mikirnya saya di sini kan masih kos/kontrak, nomaden. Jadi mending atas nama ayah ajah. Suatu hari nanti kalo mo dibalikin ke Malang (it happen today) ga akan ada masalah di surat menyuratnya.
Mulai aku pakai di Jakarta awal 2004, si Smash dah mengantarkanku kemana-mana. Ga sejauh si Vicong dengan Honda-nya sih ^_^. Rute legendaris tentunya kos-kantor-kampus. Jadi mulai Tebet, Matraman sampai Ciledug Raya.
Smash itu tarikannya payah (i dont need speed by the way). Waktu mo ke jatim park dia ga segitu kuat nanjak kalo boncengan heheheehhe. Padahal masih baru itungannya.
Kecelakaan? Alhamdulillah aku bawa motornya masuk kaum yang sopan. Jadi ndak sampai membuat orang lain celaka krn saya nabrak/nyenggol kendaraan lain/pejalan kaki.
Pertama kali jatuh justru saat dengan membonceng bu dokter tercinta di samping skodam Brawijaya Malang sana. Gara-gara jalanan licin abis ujan, tikungan, late braking ga dapat, malah reflex ngerem depan. Sukses deh kepleset dan membuat kaki bu dokter terkilir.
Kemudian kalo jatuh. Pernah jatuh di kolong flyover depan TransTV mampang karena ada ceceran oli di sana. Korban spion kanan patah. *biyuh*
Waktu jaman-jaman ngurus skipsi, pernah jatuh di dekat gedung cyber. Lagi gerimis, trus macet. Ada mobil yang tau2 berhenti mendadak, satunya lagi mo belok ke kanan (saya paling kanan) mendadak tapi trus berhenti juga. Jadilah saya dalam usaha menghindar, lupa jalanan licin, reflex rem depan lagi (ya ya ya rem depan cakram). Jatuh deh kepleset. Korban spion kiri :P
Kecelakaan besar yang saya alami justru di depan kantor saya sendiri. Bulan puasa tahun 2006 kalo ga salah ingat. Jam 9 malam Gatsu sepi banget karena orang-orang dah pada pulang sejak sebelum Maghrib dan mestinya masih pada di Masjid untuk tarawihan. Karena parkir di gedung YTKI, saya harus memutari Wisma Mulia kalau mau ke arah Pancoran. Rupanya habis kelar lampu merah, ada beberapa motor tarik gas dari perempatan. Lebih minggirlah saya karena mo belok di samping grapari Telkomsel wismul. Pas benar saya mo belok, dari arah berlawanan ada oknum satpam super globlok ditato di jidat bawa sepeda melawan arah, kencang pula keluar dari tikungan. Ini jalan searah 4 lajur, dan ada orang gebleg melawan arah. Banting setir ke kanan ga dapat karena kanan saya ada motor yg bawa barang sedang melaju. Akhirnya tabrakan frontal lah. Saya sukses jatuh dengan muka menghantam aspal dengan keras.
Syukur alhamdulillah saya menggunakan helm fullface yang benar, bukan helm ecek-ecek ala helm proyek. Waktu jatuh sedapat mungkin saya buang badan ke samping kiri, menghindari motor sendiri dan kendaraan lain dari arah belakang. Karena lagi bawa ransel isi laptop, ga mungkin rolling pas jatuh. Badan terseret sepanjang aspal dan berhenti ketika helm saya kepentok trotoar. Abis itu berdiri, lepas helm. Agak limbung, bukan gegar otak tapi lebih karena adrenalin dan shock ajah. Helm cuman baret di moncongnya, visor juga baret dikit. Saya dah berkacamata waktu itu, ga kebayang deh kalo itu helm kroco yang aku pakai akibatnya bakal bagaimana. Tangan terkirlir, telapak tangan luka parut, jeans sobek dan dah penuh ceceran darah. Smash tergeletak dengan mesin meraung-raung dan ban belakang masih muter kencang, kaca spion serta sebagian lampu depan dan lampu sign pecah.
Tahu-tahu si goblok itu datang, marah-marah ala preman. Sempat aku diemin sementara karena masih disorientasi. Pas dah sadar penuh aku langsung keprukin tuh helm ke mukanya. Seumur-umur sepertinya baru kali itu aku pingin mecahin kepala orang kali ^_^. Adu argumen jelas-jelas dia kalah. Pas aku tanya tugas dia di mana, kantornya sapa mo aku samperin sekalian mo bawa pengacara kantor minta ganti rugi n nuntut, eh malah ngabur. Brengsek.
Akhirnya nuntun tuh Smash pulang ke kos. Kabel gas ada masalah, sehingga kalo mesin nyala dia seakan-akan posisi gas full, jadi langsung ngacir. Dengan kaki ngilu, bengkak, luka parut di mana-mana yang perihnya minta ampun. Besoknya sampai lebih dari 2 minggu setelahnya saya ga bisa nekuk kaki karena luka-luka tersebut. Jadi sholatpun harus selonjoran hehehehehe.
Hal goblok lainnya yang pernah aku alamain itu kecelakaan di lampu merah Mampang. Arah Pancoran ke Semanggi. Ceritanya pada ngantri lampu merah, nah saya berada di posisi paling kiri sejajar lampu merah. Iya dong, kantor saya kan ada di deretan kiri Gatot Subroto kalo dari arah Pancoran, ngapain ngambil tengah/kanan apalagi. Nah, ndilalah (halah bahasa apa ini ndilalah) ada motor lain sejenis GL pro gitu di sebelah kiri saya. Buset deh, ini kan sama ajah bikin mampet alur yang dari Pancoran mo belok kiri ke Mampang. Dan emang demikian, klakson mobilpun bersahutan gara-gara jalur mereka kesumpel beberapa motor di depannya. Ga lama kemudian lampu berubah hijau. Mulai dengan masukin gigi satu. Eh si GL samping kiri ini langsung tancap gas, ngebut dan motong jalur ku. Dia langsung belok kanan ke arah Rasuna Said.
Buset dah. Kaget juga dong. Ban belakang tuh GL dah nyantol di ban depan Smashku. Aku sih langsung lepas setir ajah karena posisi kedua kakiku masih menjejak tanah, belum mulai jalanin motor. Alhasil tuh GL terbanting dengan kedua penumpangnya menghajar aspal. Saya sih tetap berdiri nyantai walo Smashku ikutan jatuh diantara kedua kakiku :) Beruntunglah mobil-mobil di kananku bukan tipe sprinter kaya tuh GL globlok. Kalau tidak bisa saya pastikan kepala salah satu penumpang GL tersebut akan terlindas manis oleh Kijang silver yang pengemudinya sigap ngerem. Pa lagi helm yang mereka pakai tuh helm ecek-ecek.
Dah salah, belagu pula. Itulah tipikal pengendara motor di Jakarta. Ya saya menggeneralisasikan mereka. Karena nyari pengemudi yang santun itu susah, seperti nyari jarum ditumpukan jemari. Yang ngaku-ngaku member klub motor terkenalpun tingkahnya sama. Freakin' asshole. Ke sesama biker ajah kaya gitu pa lagi ke pejalan kaki. Jadi joki si GL sok mo ngamuk-ngamuk ke saya. Saya dah lepas helm dan siap ngepruk moncong tuh joki biar ga banyak tingkah. Dan sepertinya saya didukung oleh pengemudi lainnya baik motor pa lagi mobil. Jadilah mereka kabur ke arah Rasuna Said dengan ceceran bensin keluar dari motor itu.
Yah begitulah, motor ini emang penuh sejarah. Mindah-mindahin barang dari kos ke rumah di Bintaro pun pakai motor :P jadi tiap Jumat malam, selalu ada tambahan tas gede di depan dan belakang. Jarak tempuh rutin juga bertambah. Biasanya kos-kantor ga sampai 2km, setelah pindah Bintaro sekali jalan bisa minimal 26km.
Sekarang Smash itu harus pulang. Si Budi dan Didik di Malang lebih membutuhkan jasanya. Budi kerja di Sidoarjo, butuh transportasi dari kos ke tempatnya kerja. Buat pulang ke Malang juga kalo pas libur kerja. Di rumah cuman ada Kawasaki Kaze butut yang ga terawat. Seram juga kalo harus dipakai Malang-Sidoarjo pp.
Masih ada ganjalan karena problem di rem belakangnya yang ga pakem sama sekali. Semoga di Malang nanti bisa diperbaiki.
Goodbye Smash, thanks for everything. Now it's my brothers turn to get your service. See ya at Malang.
The Lamps
Lamps @Summarecon Mal Serpong 2010/02/28, Java Jazz On The Move featuring Sandhy Sondoro Band
The Lamps
Originally uploaded by nuri_abidin
Everything I Own
You sheltered me from harm.
Kept me warm, kept me warm
You gave my life to me
Set me free, set me free
The finest years I ever knew
Were all the years I had with you
I would give anything I own,
Give up me life, my heart, my home.
I would give everything I own,
Just to have you once again.
You taught me how to love,
What its of, what its of.
You never said too much,
But still you showed the way,
And I knew from watching you.
Nobody else could ever know
The part of me that cant let go.
I would give anything I own,
Give up me life, my heart, my home.
I would give everything I own
Just to have you once again.
Just to have you once again.
Is there someone you know,
Youre loving them so,
But taking them all for granted.
You may lose them one day,
Someone takes them away,
And they dont hear the words you long to say
I would give anything I own,
Give up me life, my heart, my home.
I would give everything I own
Just to have.
OST Bandslam
I Can't Go On; I'll Go On
Vanessa Hudgens