Mobile App dan USD 30 milyar

Januari 2012 ini saya kebetulan mendapat kesempatan untuk sharing session dengan adik-adik kelas di SMK Telkom Sandhy Putra Malang. Topiknya waktu itu ngomongin sesuatu yang hampir pasti dibawa kebanyakan orang, hampir pasti ada di kantor kebanyakan orang. Mobile Device.

Intinya saya ingin mengajak adik-adik untuk memberdayakan apa yang ada disekitar kita. Seperti kata pepatah “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat”. Just look around you, what’s in your pocket, what’s in your pocket :) Ga usah jauh-jauh, bikinlah mobile app.
Seperti inception, sebenarnya ada hal lain lagi sih yang perlu dibahas di balik mobile app ini. Paling ga adik-adik sekarang punya perspektif lain lah ga melulu cuman PHP doang.

Nah, di penghujung 2012 ini, industri mobile app diperkirakan akan menghasilkan revenue/pemasukan lebih dari USD 30 milyar sejak mulai tumbuh sekitar 4 tahun lalu. Hal ini didasarkan pada laporan analisa pasar yang dilakukan oleh ABI Research. Dan berita bagus buat para developer, setengah dari angka di atas adalah pendapatan tahun ini saja lho.

Pasar digital app (mobile app lebih spesifik) kini sudah menjadi sesuatu banget (ok ok, kepaksa ngutip istilahnya Syahrini deh). Ini industri yang besar dan bukan hanya sekedar tren sesaat saja.

Kenapa baru mulai 4 tahun? Ya pasar digital app via digital store ini emang mulai booming saat Apple meluncurkan AppStore untuk berjualan aplikasi-aplikasi iPhone tahun 2008 lalu.

So, look again into your (mobile) devices ^_^

Dear Google, where is my December?

Jadi, Android Jelly Bean versi terakhir 4.2 sudah diluncurkan.
Tapi ada hal kecil yang hilang dan akhirnya menjadi sesuatu yang sangat besar…
Google “lupa” menyertakan bulan desember di People app nya.

So, there’ll be no Christmast
There’ll be no birthday for me!!

Jelly Bean 4.2 sendiri saat ini baru bisa dinikmati oleh para pemakai Nexus. Belum tahu kapan akan ada update terhadap bugs kecil memalukan ini…

Untungnya sih, problem ini hanya muncul di interface contact androidnya. Kalo kalian edit-edit contact via Gmail trus sync ke androidnya datanya akan muncul secara benar. Cuman tetap saja tidak bisa add/edit detilnya buat nambahin desember di device jadinya

Damn, first my horoscope changed. Now my birthday gone…

Missing December on 4.2

Missing December on 4.2 (thenextweb.com)

sumber: thenextweb.comgadgets.ndtv.com

Bugs Remote Data Wipe di Samsung Android

Masih ingat masa-masa menggunakan phone that not so smart yet? :P
Ingat kode *#06# ini?
Kode di atas akan menampilkan IMEI ponsel kamu. Kalo *#0000# akan menampilkan software/firmware version.

Nah, kode sejenis ternyata kini menjadi petaka untuk beberapa smartphone. Seperti dilaporkan oleh CNET, pemilik Samsung Galaxy S2 dan S3 harus sangat berhati-hati karena data pribadi mereka dapat dihapus secara remote.

Wow…

Adalah Ravi Borgaonkar, seorang peneliti keamanan dari Technical University Berlin yang mengemukakan fakta ini. Menurut dia ada bugs di TouchWiz UI besutan Samsung saat melakukan panggilan USSD. Kalau di handset lain (both smart and not smart), tiap kali pengguna melakukan USSD call harus diikuti dengan menekan tombol SEND atau OK. Nah kalo di Samsung ternyata tidak. Jika pengguna tidak sadar mengetikkan ‘kode USSD’ yang sudah dimodifikasi, maka otomatis kode ini akan mentriger proses factory reset tanpa ada konfirmasi lagi.

Nah, kode-kode berbahaya tadi dapat disamarkan menjadi web link, QR Code, koneksi NFC atau bahkan SMS. Dengan satu klik saja, ga sadar kita melakukan factory reset handset kita sendiri. Nah lho….

Saat ini menurut Ravi hanya Samsung aja yang terancam karena behaviour TouchWiz UI nya itu. Solusi sementara buat pengguna Samsung adalah mematikan setingan ‘service loading’ serta mematikan aplikasi QR Code dan NFC.

Berikut ini adalah video saat Ravi mendemonstrasikan temuannya di Ekoparty security conference, Argentina

Jadi teringat 2 tahun lalu saya harus berdebat soal embedding USSD code ke weblink dengan rekan kerja. Sayangnya dia ngga pernah melakukan riset dulu mendalam soal pro cons hal ini. Apple saja dah ‘mengharamkan’ fitur ini di iOS. Beberapa pabrikan lain juga. Selain soal keamanan, naruh USSD di web link itu ga jalan buat semua ponsel.

Mobile Market Share, August 2012

Berikut ini adalah pembagian pasar untuk mobile device (termasuk tablet) dari netmarketshare per akhir Agustus 2012.

Browser:

Market Share of Safari  Safari 66.2%
Market Share of Android Browser  Android Browser 19.4%
Market Share of Opera Mini  Opera Mini 9.3%
Market Share of BlackBerry  BlackBerry 1.5%

O/S:

Market Share of iOS (iPhone, iPad, iPod)  iOS (iPhone, iPad, iPod) 65.7%
Market Share of Android  Android 20.2%
Market Share of Java ME  Java ME 9.1%
Market Share of BlackBerry  BlackBerry 1.9%

Search Engine:

Market Share of Google  Google 91.3%
Market Share of Yahoo  Yahoo 4.8%
Market Share of Bing  Bing 1.2%
Market Share of Baidu  Baidu 1.2%

Android, masih raja O/S mobile device

Jadi, dari statistik yang dibuat oleh comScore, Android masih menduduki kursi tertinggi di pasar sistem operasi untuk smartphone/mobile device sampai dengan semester I 2012. Dan seiring dengan itu, Samsung juga diuntungkan dengan menjadi pabrikan smartphone paling top saat ini.

Lho, kok Samsung? Bukan Nokia?
Nokia? Nokia itu apa yah? ^_^

Yah simbiosis mutualisme, sih. Android ga akan meledak kalo ga ada produsen seperti Samsung ini, sebaliknya Samsung ga akan bisa nendang Nokia ke laut kalau ga punya O/S yang sangat-sangat kompetitif. Paling tidak untuk bersaing dengan iOS-nya Apple.

Berikut ini beberapa statistik dari comScore untuk pasar Amerika Serikat:

comScore Reports June 2012 U.S. Mobile Subscriber Market Share

Jika diperhatikan dari statistik di atas, Apple dan HTC justru mencatatankan tren positif. Sementara Samsung justru turun 0.4%. Samsung juga masih susah untuk dilampaui pesaing terdekatnya, karena selisih angka antara Samsung dengan LG masih cukup besar.

comScore Reports June 2012 U.S. Mobile Subscriber Market Share

Dari sisi platform, iOS tingkat pertumbuhannya justru lebih tinggi dibandingkan Android dengan selisih lebih dari 2x. Sementara RIM mencatatkan tingkat pertumbuhan yang paling menyedihkan dibandingkan semua kontestan.

referensi:
comScore Reports June 2012 U.S. Mobile Subscriber Market Share

Nokia oh No-Kia

Ini adalah ponsel pertamaku, Nokia 8110 yang lebih dikenal sebagai Nokia Pisang. Made in Finland.

Ini adalah salah satu foto pabrik Nokia di Salo, Finlandia.
Nokia Plant at Salo

Tapi…
Per September 2012 nanti, bakal ga ada lagi ponsel yang Made In Finland karena Nokia bakal menutup pabrik terakhir mereka di Salo, Finlandia. Penutupan pabrik (pabrik yang di Salo) ini merupakan salah satu langkap Nokia untuk melakukan penghematan hingga 1.6 milyar Euro hingga akhir 2013 nanti.

Seperti yang diakui oleh CEO-nya, Nokia telah melakukan blunder besar yang membuat mereka babak belur seperti saat ini. Dari sisi teknologi, dia sudah ketinggalan dari produsen ponsel lainnya. Symbian yang mati suri plus minat pasar yang sudah menurun, ponsel Lumia berbasis Windows yang sepertinya penjualannya tidak meroket seperti yang diharapkan. Dan kini mode mereka adalah survival karena akan sangat berat untuk bertarung melawan Apple dan Samsung untuk 2-3 tahun ke depan.

Hal yang sama yang dialami juga oleh RIM dari Kanada dengan produk Blackberrynya. Oktober kemarin kebetulan iseng-iseng posting mengenai pergerakan harga saham RIM, bisa dilihat di sini.

Dan berikut ini adalah pergerakan saham Nokia dan RIM dalam jangka waktu setahun terakhir.

Nielsen: Pengguna Smartphone di Asia Pasific Meningkat

Sebuah penelitian Smartphone Insights Study dari Nielsen baru-baru ini menyatakan adanya pertumbuhan pengguna smartphone yang cukup signifikan di kawasan Asia Pasifik. Studi yang diadakan di 39 pasar global (13 di antaranya di Asia Pasifik) menitik beratkan pada penggunaan internet melalui smartphone khususnya jejaring sosial dan pencarian internet.

Dari penelitian tersebut, pengguna smartphone di Jepang menduduki peringkat tertinggi yaitu 86%. Artinya sekitar 9 dari 10 pengguna di Jepang mengakses internet via smartphone-nya. Sementara di Korea ada 80% dan Hongkong 76%. Untuk jejaring sosial, sekitar 76% pengguna mengakses via mobile dan Malaysia 74%.

Popularitas smartphone ini juga mendongkrak angka penggunaan layanan berbasis lokasi (LBS/Location Based Service) di Asia Pasifik. Korea menduduki peringkat teratas penggunaan LBS via smartphone dengan angka 59%. kemudian diikuti oleh Jepang dengan 56% serta Hongkong dan Taiwan yang sama-sama mencatatkan angka 53% pengguna.

Pengguna Mobile app, Korea dan Jepang 81%. Tentu saja app paling populer adalah game :) Kecuali di Indonesia yang justru musik serta jejaring sosial yang lebih populer.

Dengan angka share market (smartphone dan penggunaannya) di atas, potensi Mobile Advertising di Asia ini sangat-sangat besar. Cuman sayangnya, sepertinya belum banyak pengiklan yang melihat hal ini. Padahal jumlah smartphone di Asia Pasifik sekarang sudah melebihi jumlah not-so-smartphone yang ada lho :P (ok, it’s called featured phone usually :P)

Terkait dengan mobile advertising, sekitar 77% pengguna di Cina menerima iklan di smartphone mereka sebulan terakhir. Disusul Malaysia (74%), Korea dan Hongkong (66%). Frekuensi paparan mobile advertising tertinggi ada di Jepang sekitar 74% dan Hongkong 65% penggunanya kena iklan setidaknya sekali sehari.

Berikut ini adalah beberapa statistik terkait penelitian Nielsen di atas.
Dikutip dari asiamediajournal.com

courtesy www.asiamediajournal.com

courtesy www.asiamediajournal.com

Referensi: