Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Hari ini saya mengantar si yayang pulang ke kotanya. Menggunakan penerbangan Garuda dari terminal 2F. Jalanan menuju ke sana cukup lancar. Padahal sebelumnya masih was-was akan terjebak macet akibat perbaikan tol, pelebaran jalan dan juga fakta bahwa besok adalah tanggal merah.
Sementara nunggu si yayang check-in, saya buka-buka Mac untuk remote kerjaan kantor. Tiba-tiba seorang ibu menaruh (tepatnya sih membuang) botol aqua kosong di depan sliding door tempat saya duduk. Buset deh, ini ibu-ibu ga pernah dikasih pendidikan untuk tidak buang sampah sembarangan apa yah? Kaya bandara ini punya bokapnya ajah sehingga dia bisa buang sampah seenak udelnya….
Urusan check-in kelar, si yayang kena charge 300ribuan karena bagasi overweight 15kg :P Habis itu kita makan di KFC. Ga berapa lama si yayang dah harus boarding .. :( Hu hu hu hu hu, I dont wanna let you go, honey :(
Setelah si yayang boarding, saya jalan-jalan sebentar di sepanjang terminal 2 itu. Ga banyak perubahan dari terakhir kali saya ke sini. Flight schedule yang model flipped card itu udah fully replaced pake LCD monitor di bawahnya (kecil, mesti mendekat kalo mo liat *bayangin frankfurt, changi ma CDG*) Bekas tempat flipped card itu sepertinya nanti akan menjadi papan iklan. Ada warung kopi Starbuck di 2F sebelah counter Merpati.
Di seberang counter Merpati tersebut ada bule cewek yang sepertinya super duper kelelahan. Doi bobo gitu ajah di lantai bandara yang kotor menghadap tembok. Duh kasihan banget. Bandara International ini memang amat sangat tidak nyaman sekali buangetttttttttttt buat budget travelers or anyone yang pingin stay overnight atau transit lama di sana. Saya pernah mengalaminya sendiri sekitar tahun 2003 lalu. Masih beruntung saya bawa sleeping bag di tas ransel saya. (Teman-teman saya masih heran, kenapa mudik ke Malang saja saya pakai bawa-bawa sleeping bag segala :P )
Karena kantong sepertinya kebanyakan kertas-kertas yang udah ga berguna lagi (struk-struk pembelian makanan kebanyakan), saya berniat membuangnya ke tempat yang semestinya. Gak seperti ibu-ibu tadi. Dan sepanjang saya menelusuri lorong dari F4 ke E3 … saya ga nemu tempat sampah satupun.
Bravo …. this is our International Airport.
Ga ada tempat sampah satupun baik yang kecil maupun yang segede gaban. Dah ngelongok-longok di belakang kafe-kafe, di sekitaran telpon umum, di dalam dan di luar ATM, tetap ajah ga nemu. Akhirnya saya bisa ngerti kenapa ibu-ibu tadi langsung asal buang ajah sampahnya. Walau tetap tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan.
Buset deh …
DI bawah (di kedatangan) pedang asongan yang menjajakan jam, parfum, pulpen dll masih dapat dijumpai. Seorang pengasong parfum (ibu-ibu) nampak digelandang 4 orang satgas ke kantornya. Yah bisa dipastikan dia akan menjadi sasaran palakan di sana. Yang baru di sini adalah sekelompok anak-anak yang menjual jasa semir sepatu. Hal yang tidak saya temukan terakhir kali saya ke sini.
*Sigh*
Gerbang negara kita ini emang merepresentasikan hasil kerja pemerintahan kita satu dekade terakhir ini yah … yaitu menyedihkan.