Morning at Sudimara – December 9

Pagi di Stasiun Sudimara – Jombang, Tangerang Selatan.
Selain para komuter yang antri untuk naik kereta (entah itu KRL ataupun KRD), banyak aktivitas niaga yang dapat kita saksikan. Contohnya adalah seorang ibu yang sedang bertransaksi membeli hiasan rambut seperti pada foto di atas.

Pada foto di bawah ada pedagang makanan ringan, jajanan pasar. Tapi sepertinya beliau sedang sangat serius menyimak berita koran.

Sebenarnya ada pengamen juga (kebanyakan adalah bapak-bapak tuna netra). Dulu ada satu grup pengamen di sudimara yang anggotanya bapak-bapak tuna netra juga, mainnya keren. Sayang sudah tidak pernah kelihatan lagi beberapa bulan ini. Adanya yang solo guitar saja :)

Kalau di Pondok Ranji suka ada grup pengamen anak-anak muda yang suka main di peron. Biasanya mereka “manggung” di KRL ekonomi (bukan ciujung yah). Maennya juga ciamik dengan lagu-lagu 80 dan 90an

Ini potopost tanggal 9 dari project #PhotoDec -ku :) Motretnya masih pakai iPhone.

Do we have better options?

Do we have better option?

Hingga saat ini, Indonesia (dalam hal ini Jakarta dan kota-kota komuter sekitarnya) masih memiliki masalah besar dalam transportasi masalnya.

Bisa dilihat dari foto di atas.

Mungkin karena tidak mau membeli tiket (kebanyakan) mereka rela “mempertaruhkan” nyawa dengan memilih duduk di atap gerbong kereta api. Kenapa saya sebut mempertaruhkan nyawa? Yah karena itu sangat berbahaya, selain karena momentum gerakan gereta yang bisa bikin kamu terlempar/terpeleset dari sana, jaringan listrik tegangan tinggi untuk KRL siap memanggang manusia yang bersentuhan dengannya.

Sungguh tragis memang.

Sementara yang memilih untuk di dalam gerbong nasibnya kurang lebih sama. SANGAT TIDAK NYAMAN. Terjepit, tergencet sana sini. Kereta ini tanpa pendingin ruangan, kapasitas penumpangnya … well sekian kali lipat melebihi kapasitas. Kalo sudah overcapacity seperti ini maka tingkat keselamatan = 0. (Jangan harap ada kenyamanan). Dan kembali, angkutan masal di Jakarta ini selalu saja overcapacity penumpangnya.
my option not to seat on the roof, but being squeezed inside...

Samping jendela seperti pada foto di atas semestinya ada kursi. Tapi sepertinya kursi tersebut telah dibuang entah ke mana sehingga ibu tersebut terpaksa terjepit menghadap jendela. Paling tidak dia tidak kehabisan udara karena sumpeknya isi gerbong (yang isinya bukan cuman manusia, mulai dari daun pisang sampe karung isi daging ayam juga ada)

Kalau kebetulan anda naik kereta ga beradab ini, tujuan dekat dan anda masuk terlalu dalam ke bagian tengah gerbong, maka anda sedang bernasib sangat sial. Keluar dari gerbong sama susahnya dengan masuk ke dalam gerbong itu sendiri.

Trust me.

Angkutan masal tidak memadai, jumlah penumpang sekian puluh kali lipat dibanding ketersediaan armada.

Tidak meratanya penyebaran sentra ekonomi, dilengkapi dengan aparat dan pejabat yang tidak kompeten. Lengkap sudah penderitaan rakyat kecil yang juga pembayar pajak negara ini.

Sekedar mengingatkan, pada Oktober 1987 terjadi sebuah peristiwa memilukan yang disebut sebagai Tragedi Bintaro. Kejadiannya dekat dengan Stasiun Sudimara ini. Saat itu 17 Oktober 1987 pagi, jam orang-orang berangkat bekerja, kereta jalur ini bertabrakan dengan kereta Tanah Abang – Merak (cwiiw). Kurang lebih 156 orang meninggal, dan sekian ratus lainnya luka-luka. Jika dilihat dari kondisi n isi gerbongnya … no wonder.

Ini adalah photo hari ke-8 Desember 2010.

Foto di atas bukan kereta listrik (KRL), tapi kereta “biasa” (diesel) jalur Rangkas – Tanah Abang yang sedang menurunkan dan menaikkan penumpang di Stasiun Sudimara, Tangerang Selatan. Taken with iPhone4 + instagram (gratis lho).
Ga ada topik khusus, apa saja yang menarik perhatian di depan mata ya saya jepret. iPhone sangat membantu saya dalam hal ini, dan sekarang ketambahan Lumix LX-5 :)

December – Day 2

Morning

This is KRL Sudirman Express route Serpong – Kota

KRL Express at 7.30 route end at Jakarta Kota station, other than that at Manggarai station

From Sudimara station around Bintaro, I stopped at Palmerah Station – Senayan then continue with ojek to my office at Gatot Subroto.

After Noon

Promo banners from Blowfish, Startmart and Startbucks, 5pm

South Jakarta’s Sky at 6pm

all photos taken with iPhone4 + CameraBag

Stasiun Kereta Sudirmara

Stasiun Sudimara ini letaknya lumayan juga dari rumah, mungkin sekitar 5km. Karena malas bawa kendaraan (driving a car in Jakarta during rush hour is nightmare, exhausting) saya lebih suka menumpang kereta AC Ciujung atau Sudirman Express dari sini. Stop point-nya Stasiun Palmerah.

Kereta di Stasiun Sudimara

Rangkaian kereta barang di Stasiun Sudimara (peron 2)

Dari Stasiun Palmerah tinggal lanjut ojek ke kantor di bilangan kuningan. Atau kalo lagi banyak barengannya ya saweran naik taksi :)

Kursi

Kursi yang digunakan untuk penumpang naik dari arah peron 1 ke kereta di peron 2

Sepertinya saya perlu beli motor nih untuk pp rumah – Sudimara biar lebih efektif n efisien. Ojek dari depan kompleks rumah suka lemot. Rata-rata rumah – sudimara 15 menit, padahal jarak cuman 4km.