(Traveling) Kyoto – Day 2

kansaitrip_20140309071837_0577_x100s

need info, book a bus, rent mobile device?

kansaitrip_20140309071801_0576_x100s

very nice airport

kansaitrip_20140309071951_0581_x100s

lot of booklet to read in some languages

Setelah terlelap cukup lama di KIX, bangun-bangun kayanya jam 7an :P langsung deh cari tempat shower yang kebetulan ada di lounge dekat-dekat situ. Sayangnya dah penuh, kecuali kita mo nunggu 2 jam sampe mereka kelar. Arrrghhh, lom mandi neh seharian.

Ya wis lah, kami memutuskan cuci muka gosok gigi doang di restroom dan langsung mencari bis bandara yang menuju Kyoto. Sebenarnya kalau mau cepat bisa naik kereta Haruka dari T2, tapi harganya bisa JPY 3500++/orang. Sementara kalau naik bisa cuman JPY 2500/orang one way atau JPY 4000 rountrip. Waktu tempuh dengan bis kurang lebih 1.5 jam. Halte busnya ada di exit T1, halte nomor 8

Sekitar jam 9:30 an kami tiba di Kyoto. Cuaca saat itu cerah sekali, tapi duinginnnnn bangettt. Tempat pemberhentian bis nya tepat di seberang JR Kyoto Station, di depan Hotel Avanti.

Tujuan selanjutnya adalah mencari Hana Hostel, tempat kami akan tinggal. Lokasinya sih menurut peta ada di balik Kyoto Station, jadilah pagi itu kami -sambil menikmati segarnya udara Kyoto- menjelajah stasiun gede ini. (tepatnya sih rada-rada nyasar nyari jalan ke arah Central Gate :P)

Seperti yang dijelaskan di situs Hana Hostel, it is 5 min walk from JR Kyoto station (if you walk like a Japanese :p) Strategis dan nyaman banget tempatnya. Paket modem sewaan saya sudah tersedia di resepsionis. Walau check in timenya jam 3 sore dan kami datang terlalu awal, kami masih bisa nyantai-nyantai di living room, mandi-mandi, serta nitipin ransel di luggage room yang memang telah disediakan.

Jadi seharian ini saya dan Rara emang ngabisin waktu ngider-ngider seputaran Kyoto Station saja dulu. Tujuan lainnya adalah nyari restoran Kyo-ryori rekomendasi pasien Rara yang dari Jepang.

Apa itu Kyo-ryori?

Kyo-ryori = Kyoto ryori = Masakan Kyoto.
Jadi katanya di Kyoto itu ada 3 makanan yang dianggap “wah” yaitu masakan Perancis, Cina dan Jepang. Di antara ketiganya, Kyo-ryori adalah best of the best karena keindahan penampilannya, cita rasanya yang mantap. And it is.

Setelah gempor naik tangga yang curam banget di Kyoto Station, plus kedinginan karena angin yang cukup kencang, antrian di toilet, akhirnya ketemu juga restoran yang di maksud. Namanya Wakuden. Tampang turis kami yang kayanya bloon banget berusaha nerjemahin huruf kanji tapi helpless big time menarik rasa kasihan sepasang pengunjung Wakuden yang tengah antri. Dengan kemampuan bahasa kami yang pas-pasan (maksudnya saya ma rara jepangnya minus, beliau berdua Inggrisnya juga kurang) akhirnya kami mengerti juga. Jadi restoran akan tutup 30 menit lagi, sementara menu yang paling laris (saya lupa namanya) hanya disajikan 30 porsi saja/hari dan mereka adalah orang ke 30 itu.

Mbak pelayan di dalam juga menjelaskan hal yang sama (aaaaa, kawaii nee-chan ^_^) but that’s ok. Jadi kami memilih menu nomor 2, and we’ll see what we will get. 5 set makanan (plus 1 shot sake) yang enak-enakkkkkkkkkkkkk. Pas bayar ajah yang ga enak :P Well it’s worth the money.

Selain Kyoto Station, kami dah nyobain masuk ke Kyoto-Yodobashi. Yah, ini emang mall. Kebetulan saya butuh neck warmer. Dan baru tau kalo selama ini si Rara emang pingin banget punya boot. Kocak liat tampangnya ala Sinchan pas ada sale boot di Yodobashi ^_^. So she got her self a pair of japanese boot yang emang pas dengan dinginnya cuaca saat itu.

Kami juga masuk ke Bic Camera, karena ada teman fotografer yang nitip film kamera hitam putih. Nah buat yang doyan gadget, elektronik, kamera, game saya sangat-sangat menganjurkan kalian untuk jauh-jauh dari 2 tempat ini selama di Kyoto yah :) Saya sih nyantai-nyantai saja karena bukan gadget freak. Hilang akal hampir terjadi beberapa hari kemudian pas ke Yodobashi lagi dan masuk ke lantai 3. Heaven for kid soul in me, hell for my pocket.

Tamiya yang harganya cuman JPY 600, BatMobile versi Dark Knight maupun Bane, berbagai Gundam (yg harganya emang murah bgt), perkakas hobby super lengkap yang ga nemu di sini, arrrghhhhhh.

Udah-udah, get the hell out of there. Dan godaan kembali ke lantai 3 itu emang siksaan secara rute pulang pergi Hana Hostel – Kyoto Station pasti ngelewatin Yodobashi.

Satu hal yang kami sesalkan serta yang baru kami sadari di 2 hari terakhir adalah lokasi Hana Hostel ini ga jauh-jauh amat juga dari spot-spot bersejarah. Kalau mau ngirit waktu dan duit cukup jalan kaki atau nyewa sepeda trus berkeliling ajah seputaran hostel. Lain kali kalau punya rejeki dan kesempatan ke Kyoto lagi, hal ini yang akan saya lakukan.