A Thousand Miles

1000 miles is about1609.34km
it’s just equal distance Jakarta – Malang Round trip

I’ve crossed cities
I’ve cross islands
I’ve cross nations
now I’m crossing continents

And I still need you
And I still miss you
And now I wonder….

If I could fall
Into the sky
Do you think time
Would pass us by
‘Cause you know I’d walk
A thousand miles
If I could
Just see you…

i dont have to wait till the night, right?

(Traveling) Kyoto – Kinkakuji

Kalau kemarin kami mengunjungi Pavilion Perak, hari ini kami mengunjungi Pavilion Emas, Kinkaku-ji.

Nama resmi kuil ini adalah Rokuonji, awalnya merupakan tempat peristirahatan shogun Ashikaga Yoshimitsu. Berdasarkan wasiatnya saat meninggal sekitar tahun 1408, pavilion ini kemudian diubah menjadi kuil Zen aliran Rinzai.

Kinkaku-ji sendiri adalah bangunan yang indah berbalut warna emas. Tampak kokoh menghadap kolam yang tenang di depannya. Dan yang mungkin menyedihkan, Kinkaku-ji adalah satu-satunya bangunan asli yang masih berdiri dari kompleks peristirahatan Yoshimitsu. Selain karena bencana, kompleks kuil inipun telah berkali-kali hancur akibat perang. Yang mungkin paling di kenal adalah saat Perang Onin yang menghancurkan sebagain besar Kyoto saat itu. Dan yang terakhir sekitar tahun 1955 saat Kinkaku-ji dibakar oleh biarawan muda bernama Hayashi Yoken.

Kinkaku-ji in a postcard 1950. Courtesy of harwelldesu.com

Kinkaku-ji in a postcard 1950. Courtesy of harwelldesu.com

Kinkaku-ji setelah dibakar tahun 1950 -wikipedia-

Pemerintah Jepang membutuhkan waktu hampir 5 tahun untuk menyelesaikan restorasi Kinkaku-ji. Pada tahun 1955, The Golden Pavilion pun dapat kembali mewujud seperti bentuknya saat ini.

Bangunan utama Kinkaku-ji terdiri dari 3 lantai yang dibangun dengan gaya yang berbeda. Pada postingan sebelumnya saya menuliskan kalau Kinkakuji merupakan poros budaya Kitayama. Pada jaman Yoshimitsu, budaya ini lebih berkembang di lingkaran kalangan elite/borjuis Kyoto saat itu.

Lantai 1 dibangun dengan gaya Shinden yang biasa digunakan untuk membangun istana pada Jaman Heian (yak, yang ngikutin Shanou Yoshitsune pasti kenal jaman ini :P). Ciri khasnya adalah pilar-pilar kayu natural dengan tembok putih. Bangunan lantai dasar ini nampak kontras sekali dengan 2 lantai di atasnya yang berlapis warna emas. Lantai 2 bergaya Bukke yang biasa terdapat di rumah-rumah samurai. Lantai 3 bergaya aula Zen China.

Ada berbagai patung di setiap lantainya. Sayangnya Kinkaku-ji rupanya tidak terbuka buat umum (paling ngga hari itu) jadi kami tidak bisa melihat-lihat isi dalamnya. Di lantai 1 ada patung shogun Yoshimitsu dan Shaka Buddha (sejarah Buddha). Di lantai 2 terdapat patung Kannon Bodhisattva yang dikelilingi oleh 4 Raja Langit.

Saya cuman bisa bengong. Melihat obyek sejarah dengan mata kepala sendiri itu memang beda…

Perlu diingat, kompleks kuil ini gede banget lho :) Walau bangunan asli hanya tersisa satu, tapi taman yang berada di dekat Kinkaku-ji ini adalah taman yang sama sejak jaman Yoshimitsu dulu. Paling ga desain tamannya tidak pernah diubah.

Wow!

Banyak spot-spot menarik di taman ini. Salah satunya adalah kolam Anmintaku yang katanya tidak akan pernah kering, juga ada semacam patung tempat orang melemparkan koin keberuntungan.

Duh suasananya yang tenang, damai kayanya membuat saya pingin menghabiskan umur di sini deh :)

Di ujung taman kita akan menjumpai toko suvenir kecil, kemudian Tea Garden. Cukup rogoh kocek JPY 500 buat menikmati matcha atau jajanan lainnya di taman ini :P Dan terakhir adalah Fudo Hall, kuil kecil tempat patung Fudo Myoo diletakkan. Di sini kamu juga bisa membeli ramalan dari kotak-kotak merah seperti foto berikut. Modalnya cukup 1 koin JPY 100 saja. Kalau ramalannya bagus, kertasnya bisa kamu bawa pulang. Kalau tidak bagus, bisa diikat di tempat yang telah disediakan di dekat kuil.

Jangan kuatir, ada yang versi romanji berbahasa inggris kok :)

Salah satu alasan mengapa saya lebih suka menghabiskan waktu di satu tempat dari pada lompat dari satu kota ke kota lain adalah i lost track of time. Cuaca hari itu cerah sekali walau anginnya cukup dingin. Dan ga berasa kami sudah lebih dari setengah hari menghabiskan waktu di Kinkaku-ji saja.

Tujuan berikutnya adalah Kyoto Manga Museum. Saya hampir ga sempat memotret di Manga Museum. Yah selain didalam museum emang ga boleh motret, kami heboh sendiri dengan koleksi manga di gedung 3 lantai ini yang buanyak banget. Manga tertua yang saya temui diterbitkan sekitar akhir tahun 40an lho. Ada juga Manga alih bahasa dari negara lain termasuk Doraemon versi Bahasa Indonesia.

Dan betapa bahagianya sewaktu di sini saya menemukan Danbo edisi baru yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Edisi Calbee :)

Welcome to the family

Welcome to the family

Sehabis dari Manga Museum, kami blusukan di Kawaramachi untuk mencari makan malam. Ga sengaja nemu warung sushi, ya udah kami langsung masuk saja. Tau-tau sudah 16 apa 17 piring sushi tergeletak di meja :P Ahahahaha, ternyata warung yang bernama Sushi no Mushashi ini masuk rekomendasi TripAdvisory juga lho. Harganya juga terjangkau (masih mahalan sushi-tei or sushigroove btw :P)

oh, ini masih porsi pembukaan :)

oh, ini masih porsi pembukaan :)

[SF Trip] Visiting Mozilla Space San Francisco

mozspacesf-logo7 Oct 2013, Summit over the night before. Most of us will fly back home, back to daily routine office, college, shool etc. Some will spend another day or two just for sight seeing. Let say, Jan from Holland going to surf at Santa Cruz, Ash’kary from Bangladesh have a road trip to east coast.

Me? I’ll be spend a day at San Francisco with the girls (@rara79 & @eriskatp) First stop is Mozilla Office San Francisco, @rara79 has appointment with Emily (the one from WPR tables next to Mozilla Indonesia table in MozFair day #1).

It’s kind of late. Based on my checklist we should go to SF from Santa Clara CalTrain station maximum at 9am. We board at the train around 11am. And the first thing cross my mind when inside the train is … Source Code movie. Also met Rizki from Yogya at the train.

CalTrain took about 1hr 30min from Santa Clara to SF and cost you about $9. From SF Caltrain Station we need to take a cable train to get to Mozilla SF office at Harrison St. Cost you about $2.

The weather was perfect (OK, it’s lil bit chill) for walking down the street. MozSpace at SF is nice, I wish that someday we could have one at Indonesia.

Met Emily, have a little tour inside. Josh already busy with lines code in his big monitor screen. William playing pingpong at 7th floor :) The view from this floor is amazing. I’m willing to stay overnight almost every night with this view :P I can imagine it’s getting prettier in the afternoon with all the lamps around the bridge and the building around.

From MozSpace SF, we go to Twitter office. Another $2 using subway.

That’s all for MozSpaceSF visit, as usual you can find more photos in my [button color=’blue’ size=’small’ link=’http://flickr.com/photos/nuri_abidin/’]flickr[/button] account :)
 

Mozilla Summit Stories:

Side Story:

8 Hours at Narita, Japan

After spent about 8 hours flight from Singapore, I still had 8 hours layover at Narita International Airport waiting for the next flight to San Jose, USA. So, I did a small research before about Narita City (going to Tokyo was never be in my plan). I love history, things that are old, ancient, vintage. Therefore, I prefer to go to places that still have relics of ancient history, especially before the end of the renaissance.

Ok, what would Narita offer to us?
Well we have plenty of choices actually regarding to what some people say that there’s “nothing” around Narita City. From Narita-san Shinsh?-ji temple to Sawara Town also known as “Little Edo”. Due to my time calculation and try to be rational, I decided to visit only Narita-san Shinsh?-ji.

It’s very easy to go there from Narita Airport. You need only JPY 250 one way/person to take JR Narita train + 15 to 20 minute walk from JR Narita or Keisei Narita Stations. This is a tricky part because it could take more than 30 minutes to reach the temple gate. It it so far away?

Don’t get we wrong. It’s only 800m straight to the temple. In fact, because you’re enjoying the walk so much that could make you lost time.

The road to Narita-san Shinsh?-ji is known as Omotesando. But at the both side of the road there are numerous shops, restaurant, inns. From what i’ve read, it’s there for more than 300 years.

Too bad we’re there at 9am. Most of the shops/restaurant still close or the owners are preparing the shops to be opened. I wonder if I was there at 3pm upward, weather getting cooler (it was hot), lamps are turned on, and people wearing kimono greeting their customer. I could imagine my self being in the era described inside Eiji Yoshikawa’s books :) There are so much to tell, better you go there your self :P I want to go there again.

So here we are at the “main course” :P

Narita-san Shinsh?-ji is a Shingon Buddhist temple located in central Narita, Chiba, Japan. And It’s BIG!!

Temple in Japan usually is a complex contains several buildings. Well not to mention it also has garden, pagodas, a small forest i could say. At some place you have to walk through stairs and it’s pretty high.

It was founded in 940 by Kanch? Daisojo, a disciple of Kobo Daishi. The temple became importance starting in the Edo Period (1603 – 1867), when it gained the patronage of the Tokugawa Shogunate. I recommend you to read book “Taiko” by Eiji Yoshikawa. You’ll see a piece of Japanese ancient history that is worth to be studied later on.

You see, the temple is more than 1000 years old. It’s amazing, and what amazed me more is that it still there in one piece (well, IMO). The Japanese did a very great job for keeping this heritage like it is today. It’s like an upside down when I look back to my country. There’s no much left…

Narita-san is one of Japan’s most popular destinations during New Year’s Day. And why is that? Umm, japanese has different way to celebrate new year (that 1st january new year). They usually stay at home with the family, eating traditional food and other activities. After that they had hatsumode, the first shrine to visit of the new year. Narita-san is one of the destination for that even from long back then in the Edo era.

At that days, people will walk about 64km from Edo to visit temple at Narita. To nourish the tired pilgrims, many unagi, or grilled eel, shops were opened. And you’ll still see many “eel restaurant” down the Omotesando Road. Don’t worry @belutz, you’re safe bro :)

I could’t wait for March 2014, I’ll be at Osaka-Kyoto-Nara-Kobe. The Old Japan, meanings more temples, more castles.

As usual, you can view more photos at my flickr or facebook account.

Subeteda ne, domo arigatou gozaimashita

note: some photos from my iPhone

Mozilla Summit 2013 – Day 03

In the previous posts (in Bahasa Indonesia but i’ll post the english version if you want it) you might feel that i’m trying to write a report about the summit. Well I did try, but actually it’s more to sharing my feeling, the exiting being in the summit and the whole topic in the last 3 days. The new tech that most of them I barely know, the people, the project, the cause, the vision, the values of Mozilla and being a Mozillian and so on

This is it, the last day of the summit.
Felt like it was just yesterday the summit begun. There are still many people i’d like to meet, talk, discuss and plenty of things need to be learnt. But more important is i need to contribute more. And join more groups also :)

Therefore I specifically attend the SuMo (Support Mozilla) class to meet Rosana and Madalina, the wonderwomen behind SuMo Projects and the other fellow SuMo as well. Andi @belutz and @rara79 also join this class. I’ll make the post about it later.

In the afternoon, we had a visit to Mozilla HQ at Castro Street, Mountain View lead by Pascal Finette. It was only for the first 50 person who signed up but i think we had excess passenger :P So, 50 people using the bus, the other 2 or 3 people taking taxi he he he.

After the closing speech, this summit end with a dance party where Gen Kanai being the DJ that night and played a lot of nice music :)

As usual, you can view the rest of the photos on my flickr
Mozilla Summit Stories:

Side Story:

Mozilla Summit 2013 – Day 02

Antri kopi pagi *slurrrp*

Halo halo
It’s day #2 of Mozilla Summit 2013.

I choose to take less photos but take more notes because there’ll be a lot of interesting topics in day #2. I mean technical related topic because we have Innovation Fair. Up until the second day, this summit is a perfect reminder of how brilliant the mozilla contributors are and and a wake up call how much of a n00b I really am. So much to learn and it’s like burning me inside (in a good way).
Yosh!!!
Keynotes di hari kedua ini penuh demonstrasi produk. Sebut saja ada WebRTC, Simple Push, Firefox OS Marketplace, App Manager, AppMaker, Shumway, games berbasis HTML5.

And then The Innovation Fair!

I saw many projects – i mean [highlight]AWESOME PROJECTS[/highlight] – that i (probably you too) haven’t heart before. If you’re there you know what i mean, there were “WOW!!” appluse, whistle everywhere in the room. And there are also gasp, interviews, note taking, asking questions rapidly like a machine gun to the developer because their projects are just simply … awesome.

Some of them might say “Ah, it’s just a toy. I built it for fun coz at that time i have nothing to do
Daaa,
kalo iseng ajah dah sekeren itu gimana jadinya kalo mereka pada serius :P
Beneran, jadi ingat ke masa-masa lalu waktu bisa alokasi waktu senggang untuk bikin project-project iseng/experimen ^_^ (apa lagi kalo lihat film Code Rush :P). I’m trying to get those days back to my life now! FTW! :P

Saya mulai dengan [highlight]Lantea Maps app[/highlight] yang dihubungkan dengan kontrol fisik dibuat menggunakan MaKey Makey. Developernya bilang ini cuman proyek iseng saja, Makey Makey mengingatkan saya ke maenan bread board dengan segala printilan elektroniknya di kelas teknik digital-nya Pak Bambang sewaktu masih sekolah dulu. Si kontroler Makey ini tugasnya untuk zoom out/in serta geser layar kiri kanan atas bawah

Belajar bagaimana tim Jepang yang sukses membajak satu display untuk demo HTML5 game lengkap dengan xbox controller. Perangkat gamenya sendiri dibuat menggunakan Panda Board. Tim Jepang juga mendemokan gesture control menggunakan sensor leap motion (dan saya lupa order barangnya padahal yg jual di amrik juga :( ). Ini semacam versi primitif gesture control di film Minority Report lah. Gila emang tim Jepang ini.

photos by bkerensa

photos by bkerensa

photos by bkerensa

photos by bkerensa

Ada Talkilla, project ini adalah salah satu contoh penerapan WebRTC. Nah kalo kamu pingin nyobain Talkilla, tinggal akses ke sini. Cuman, kamu harus menggunakan Firefox 25 ke atas.

Ada [highlight]Appmaker.[/highlight]
Appmaker ini semacam WYSIWYG GUI/IDE untuk membuat Firefox OS app. Masih dalam tahap pengembangan tapi sangat-sangat potensial. Di versi ini kamu sudah bisa menggunakan beberapa utama dari WebAPI HTML5. Cukup drag and drop juga untuk membuat layout tampilan app kamu. Yah bisa dianalogikan kaya pake Ms Visual Studio, Dreamweaver n sejenisnya deh :)

Panda Chassis & Mozpool, sebuah proyek yang merakit kumpulan Panda Board menjadi semacam blade server. mounting rack chassisnya ini adalah project open source yang disebut sebagai Panda Chassis itu tadi.

photo by @belutz

photo by @belutz

Firefox Metro, ini touch based browser yang optimized untuk perangkat Windows 8.x. Designnya alus banget dan minimalis, ini yang bikin saya tertarik. I love simplicity.

[highlight]Firefox Australis[/highlight]. Ummm, sama kaya Metro mending kalian nyobain sendiri atau lihat video berikut deh biar tau gambarannya :)

OpenNews, ini bukan produk fisik/aplikasi. Dimotori oleh Erika Owens, OpenNews adalah sebuah gerakan yang mengajak kita untuk membangun sebuah ekosistem yang membantu kegiatan jurnalistik berkembang di era open web ini. Erika kerenn :P

Dan masih banyak lagi yang saya ga sempat mampir *dan saya menyesal berat ninggal kamera di kamar, untung masih bawa voice recorder karena nyatet sudah ga sempat juga, keburu exiting*

Karena sibuk ngider serta “interogasi” dari satu meja ke meja lain, di hari kedua ini saya praktis cuman ikutan 1 kelas fulltime. Topik kelas di hari kedua ini ga kalah banyak dibandingkan hari pertama. Namun ada satu ganjalan. Sebenarnya saya berharap perwakilan dari almamater sekolah saya bisa join kelas 3D GameLab Open Badges. 3D GameLab Open Badges ini dapat digunakan di proses belajar mengajar terutama di sekolah. Lisa Dawley yang memberikan materi di kelas ini backgroundnya juga dari pendidikan.
Tapi sayang orangnya entah pada ngilang kemana, jadi cukup kecewa  sih. Padahal ini kesempatan yang could only be one in a lifetime. Mumpung di sini gitu loh *sigh*

Di akhir acara hari itu saya join kelas “Level Up with Firefox Student Ambassadors” yang herannya ga ada aktivis FSA Indonesia yang join kelas ini. And  I was like the only one that has no relationship with any education institution in the class. Buset deh he he he he.

Eh engga ding, si Rara kan dokter n di akhir kelas ada @eriskatp ma @akkuderry yang kemudian muncul. Sayang mereka ini statusnya masih highschool student, sementara FSA untuk studentnya lebih nyasar ke level mahasiswa. Tapi program FSA ini terbuka juga untuk guru, jadi level SMA pun masih bisa masuk.

Di hari kedua ini, acara malamnya terbagi menjadi dua.
1. Maen ke Great America yang temanya hari itu soal Haloween.
2. Nonton film Code Rush yang menceritakan sejarah project Mozilla

Tadinya pingin ikut ke Great America, tapi apa daya harus remote kerjaan kantor. Cukup banyak hal yang harus di review plus kayanya saya jetlag-nya telat, jadi kesempatan lah buat nambah waktu tidur :)

Great America

Great America Halloween Haunt!

Tapi ada satu hal yang membahagiakan peserta dari Asia di hari kedua ini. ADA NASI di menu makan malamnya!!! Nyicip nasi putih + kari ama nasi briyani deh (entah briyani/tandoori pokoke nasi! –mode wong ndeso asli–)

What an exiting day

Mozilla Summit Stories:

Side Story:

Mozilla Summit 2013 – World Fair & Classes

Seperti yang saya sebutkan di postingan saya sebelumnya bahwa agenda hari pertama Summit ini ada 2.

Yang pertama adalah World Fair.
The World Fair is a way for participants to showcase where they come from and/or what they are doing and for others to connect and get curious. Dan ga cuma mengenai kebudayaan negara, tapi apa yang sudah kita lakukan di komunitas negara masing-masing.
Berikut ini adalah beberapa foto yang saya ambil dari acara world fair ini. Beberapa foto lainnya adalah hasil jepretan Mozillians lain yang kebetulan ada saya di sana :P *i’m not a self portrait guy*

Photos taken by other Mozillians during #MozSummitFair

photo by Hu Changyu Mozilla Indonesia Mozilla Summit
Mozilla Summit 2013 Mozilla Summit 2013 IMG_1148
IMG_1162 IMG_1141  Mozilla Summit 2013
 Mozilla Summit 2013 Mozilla Summit 2013  Mozilla WPR

Yang kedua adalah kelas dan diskusi.
Nah yang ini buanyak banget topiknya, padahal baru juga hari pertama. Berikut ini daftarnya

[checklist]Ecosystems(s) In Our Image[/checklist]
saya ga sempat masuk kelas ini, jadi ga tau topik yang didiskusikan secara detil apa saja.

[checklist]Building a Web Literate World[/checklist]
ini kelasnya para aktivis webmaker :) Intinya mengenalkan “web” ke publik dengan cara semudah mungkin. Ga harus menjadi programmer untuk dapat membuat sebuah website/homepage.

[checklist]What does “Mozillian” mean?[/checklist]
Hmmm, ini diskusi mengenai “jati diri” hehehehehe. Intinya kapan sih atau apa sih yang dibutuhkan supaya kita bisa disebut sebagai “Mozillian”? Apakah orang-orang yang kerja di Mozilla? para developer yang nyumbang source code ke proyek-proyek Mozilla? Para ReMo? SuMo? Atau orang yang sekedar menggunakan produk-produk Mozilla boleh disebut atau menyebut dirinya sebagai Mozillian? Ini penting untuk identitas sebuah komunitas.
Bagi saya sih ga segitu penting. Saya cukup komitmen dan konstan berkontribusi (hey there are many ways to contribute and it’s not about code or being tech wizard or geek)

 IMG_7410

Mozilla Summit 2013 Santa Clara Day 1

flickr photo from othree

flickr photo from othree

flickr photo from othree

[checklist]The Web We Want[/checklist]
Ini juga soal “jati diri” hehehehehe. Intinya “web” seperti apa sih yang kita inginkan? Yang cuman boleh/bisa dibuka pake browser khusus seperti jamannya Internet Explorer dulu atau yang kudu install plugins khusus supaya bisa akses layanannya? (barang-barangnya microsoft/oracle lagi deh jadinya)

[checklist]Firefox OS in 2014 and beyond[/checklist]
Firefox OS sedang menjadi topik hangat terutama di kalangan Mozillian. Sebagai ‘orang telco’ tentu saja saya ga akan melewatkan kelas ini. Yah ada sedikit hal yang tidak sesuai harapan karena kelas ini lebih membicarakan teknis fitur apa yang ingin dipunyai oleh Firefox OS, tools yang membantu mengembangkan Firefox OS maupun app-nya tidak ada pembicaraan sama sekali mengenai bagaimana strategi Firefox OS ini akan dipasarkan secara global. Yah mengingat kita saat ini seperti semut diantara gajah Android dan iOS. Not to forget Windows Phone and the dying Blackberry.

[checklist]Privacy, Security and Data: Pragmatic Innovations for Users and the Web[/checklist]
Diskusi mengenai bagaimana membuat produk-produk yang keren, layanan maupun UX dengan jaminan privasi tinggi serta mempunyai tingkat keamanan yang bagus.

[checklist]Amplifying Mozilla: From Wearing T-Shirts to Sharing Online[/checklist]
Intinya di kelas ini bagi-bagi t-shirt gratis!! aarrrghhhh how could i know? saya sedang serius di kelasnya Lakatos n ga memperhatikan kelas-kalas lain lagi ngapain.

[checklist]User Personalization[/checklist]
Ini sebenarnya nyambung dengan privacy. Di era web/internet ini apa saja sudah lumrah untuk di-personalisasi. Namun seringnya hal ini diikuti oleh data tracking yang diluar kontrol kita sebagai user. Nah di kelas ini kita diajak berdiskusi mengenai bagaimana Mozilla membantu para pengguna internet terkait dengan User Personalization ini.

[checklist]Localizing with L20n[/checklist]
kelas ini ditujukan untuk para localizer beradaptasi dengan teknologi baru yang digunaka
 

Mozilla Summit Stories:

Side Story: