This picture was taken using only my iPhone5 edited with Snapseed app.
Take a metro from Charles de Gaulle – Etoile and alight at Bier Hakeim. Right in the corner of Australian Embassy, I saw the Iron Lady standing tall right there pointing to the sky.
Paris kota romantis. Hmmmm…. tergantung sih. Tapi definisi romantis masing-masing orang kan beda. You’ll know when you’re there :)
Di Paris, hampir semua tempat bisa jadi romantis sih. Jalan-jalan sepanjang Champs Elysees sampe Louvre (romantis + gempor for some people :P), maen ke museum + taman, dansa di bantaran sungai, Eiffel hingga ngemper di jembatan pun bisa jadi romantis lho :)
Ngomongin soal jembatan -ini jembatan yang nyeberangin sungai yah- di Paris ga bisa dianggap hal sepele. Menurut www.paris.fr , ada 37 Pont (jembatan dalam bahasa Perancis) yang menyeberangi sungai Seine di Paris. Dari daftar tersebut, banyak jembatan yang jadi atraksi wisata. Paling gampang, coba jalan menyusuri Seine dari Notre Dame sampe Eiffel deh. Ini rute pendek, tapi kamu bakal nemuin banyak jembatan keren di sana. Mulai dari Pont de l’Archevêché, Pont Neuf di seputaran Notre Damme hingga yang paling keren Pont Alexandre III.
Tapi walaupun paling keren, buat kebanyakan orang kalo ngomongin soal romantis maka kumpulan ornamen dan dekorasi klasik di Pont Alexandre III kalah dengan kumpulan gembok di Pont des Arts.
Let’s talk a bit about Pont des Arts.
Secara harfiah artinya Jembatan Seni, tapi sejak akhir 2008 sepertinya dia sudah berganti nama sepihak jadi Jembatan Cinta, Love Bridge, Pont de l’Amour.
Kok bisa?
Pertama kali ke Paris di awal tahun 2000an, jembatan ini hanyalah jembatan pedestarian kecil berlantai kayu yang biasa kita gunakan buat ngumpul-ngumpul bareng teman, ngemper sambil sekedar ngobrol atau nyanyi-nyanyi. Banyak artis nongkrong di sini untuk menggambar suasana pemandangan sungai Seine. 4 sisinya menarik semua, tinggal pilih mo ngadep ke Notre Dame, Institute, Louvre atau Eiffel di kejauhan. Waktu itu ga ada satu gembok pun yang nangkring di pagar jembatan.
Nah, terkait dengan Love Lock/Gembok Cinta sebenarnya berawal dari cerita melankolisorang-orang Serbia semasa perang dunia pertama tentang 2 sejoli dari kota Vrnjacka Banja. Di pertengahan tahun 2000an, acara pasang gembok cinta di jembatan ini mulai menyebar di Eropa dengan berbagai macam latar belakang. Di Italia sendiri katanya dipicu novel romantis “Ho voglia di te” karya Federico Moccia tahun 2006. Jadilah jembatan Ponte Milvio yang membelah sungai Tiber penuh dengan gembok.
Di Paris sendiri baru akhir 2008. Kayanya sih para turis yang bikin kegiatan ini jadi semacam ritual yang harus dilakukan kalo mengunjungi Paris. It’s City of Love isn’t it? Plus banyak banget pula jembatan di Paris. Pont des Arts adalah salah satu korbannya.
Kenapa saya sebut korban? Pagar jembatan ini sudah roboh di beberapa bagian. Ya, gara-gara ga kuat nahan beban ribuan gembok yang nangkring di sana. Padahal jembatan yang dinyatakan sebagai salah satu cagar budaya Perancis ini sejarahnya dimulai di awal tahun 1800an. Dia sudah pernah rusak gara-gara perang dunia I dan II, belum lagi karena ketabrak perahu.
Kini beberapa bagian pagar jembatan sudah diganti dengan semacam panel kaca. Katanya seluruh bagian pagar akan diganti panel sejenis supaya ga dicantelin gembok lagi.
Itu baru Pont des Arts, gembok-gembok yang lain tau-tau dah nangkring di Pont de l’Archevêché ama 11 jembatan lainnya. Keriting deh pemerintah kota Paris. Di lain sisi, gembok-gembok itu bisa jadi obyek foto yang menarik banget sih :)
Yang perlu ditekankan, aksi pasang gembok cinta ini bukan tradisi orang Perancis/Paris. Padahal being romantic in Paris itu so simple loh :) I’ll show you more when I go there again with you :)
So you’ve seen some of the part of Paris. Now let me show you the other part of The City of Love. This part is in Bahasa Indonesia :P
Tahu ga kalo P di kata PARIS itu singkatan dari Pickpockets?
[label style=”red”]Yup, copet![/label]
Ok, itu karangan saya doang. Tapi saya serius soal copet di sana. Paris ada di urutan ke-3 kota dengan pencopet paling banyak atau tingkat kecopetan tertinggi di Eropa. Ok, versi saya lagi tapi ini hasil kompilasi beberapa artikel tentang top 10 Cities of Pickpockets. Kalian bisa Googling sendiri lah.
Saya teringat setahun kemarin saat seorang teman ingin berwisata ke Paris. Saya secara khusus menekankan ke dia untuk hati-hati akan pencopet di Paris. Cuman saya lupa dah dah telat ngasih tahu ke dia kalo Brussel itu juga sarang copet. Kejadian lah…
Maafkan saya :(
Tapi kamu tetap menikmati liburannya kan? Although with a little grunt, you’ll always have a unique story to tell :) And it’s much more awesome than watching a bridge without getting off the bus :p
Balik ke copet. Dibandingkan saat pertama kali saya datang ke Paris, angka kriminalitas aksi pencopetan ini bisa dibilang naik berkali lipat. Saya bilang sih dah dalam tahap memprihatinkan dan bisa menimbulkan dampak ga baik untuk pariwisata Perancis atau dalam hal ini kota Paris.
Korban paling menderita adalah wisatawan asal China. Tahun 2013 lalu saja angka kriminalitas yang menimpa wisatawan asal China naik hingga 22% dari tahu sebelumnya. Ga heran kalau Mei 2014 lalu ada berita kalau pemerintah China akan mengirimkan polisi ke Paris untuk membantu berjaga-jaga khususnya mengamankan wisatawatan China yang ingin menghabiskan liburan musim panas di sana.
Menurut Global Blue, wisatawan China diperkirakan menghabiskan rata-rata $2,020.66 tiap kali belanja. Tentu saja kebanyakan berbelanja di butik-butik terkenal. Dan itu menjadikan mereka sebagai tukang belanja nomor 1.
Hal lainnya adalah, wisatawan asal China rata-rata belanja tunai, bawa Euro tunai dalam jumlah besar. No credit cards. Belum lagi sehabis belanja, paperbag butik-butik terkenal pada bergantungan di tangan mereka laksana pelayan warung Padang dengan tumpukan piringnya. Nah, gimana ga jadi sasaran utama para pencopet, penipu atau penodong tuh?!
Mereka ada di obyek-obyek wisata mulai dari Eiffel, museum hingga Champs Elysees. Sepertinya ga ada stasiun Metro yang ga ada copetnya deh, apalagi stasiun segede Gare Du Nord.
Kita ga akan tahu – atau paling ga akan susah banget – membedakan mana copet, turis atau warga Paris itu sendiri. Lha, tampangnya saja pada bule semua. Pada rapi, pada modis :( Belum lagi banyak copet itu masih abege-abege.
Karena kriminal yang masih di bawah umur kalo di Perancis -sesuai dengan hukum di sana- paling hanya akan dipenjara semalam. Setelahnya mereka akan di lepas dan sehari kemudian akan nyopet lagi.
[divider type=”dashed”]
Berikutnya adalah
[label style=”red”]scam, penipuan.[/label]
Seperti halnya pencopet, para scammers – penipu ini datang membanjiri Paris (hiperbolik tapi jumlahnya emang banyak banget sih) terlebih di musim panas. Bentuk penipuannya sih macam-macam. Mulai yang paling sering dipakai adalah trik nemu cincin jatuh hingga nawarin kamu baju-baju dari “butik terkenal” yang ga jadi digunakan karena fashion week telah berakhir.
Berikut ini adalah beberapa modus penipuan yang sering digunakan:
Nemu Cincin
Ini biasanya di Montmartre atau di sepanjang tepi sungai Seine. Tapi karena kemarin itu itungannya sudah bukan summer lagi, saya ga ngelihat penipuan modus ini.
Modusnya sih kalian akan disamperin orang yang bilang baru saja nemu cincin di jalan. Dan menawarkan cincin itu ke kalian seharga beberapa Euro. Well, it’s a fake ring and not even gold.
So, just say NO! And walk away.
Gelang persahabatan
Sejauh ini saya banyak melihat mereka di Sacre Coeur dan beberapa di bawah Menara Eiffel. Modusnya, jika kalian mengunjungi Sacre Coeur setelah puas foto-foto di Square Louis-Michel, secara naruliah kalian akan mengambil jalan naik sebelah kanan.
Saya juga begitu kok. Nah tepat diujung jalan, kalian akan dicegat beberapa orang berkulit hitam (bukan bermaksud rasis yah) yang akan menawarkan kalian gelang/cincin persahabatan atau apalah namanya. Gelang ini dari benang sih.
Nah apapun yang ada di benak kamu saat itu, just say No! Non! Nggak!
Mending tangan kamu masukin ke saku celana/jaket saja karena mereka ini cukup maksa-maksa. Tau-tau tangan kita dah digenggam ajah dan gelang dipasang. Brengseknya kita ga akan bisa melepas gelang tersebut, paling ga saat itu. Mereka jago banget ngiketnya. Nah kalo ini sampe terjadi, kalian bakal dipalak harga gelang dengan nonimal ga masuk akal. Gelang kaya gituan di toko-toko suvenir di bawah ga lebih dari 2 Euro. Itupun serentengan. Nah kalian bisa dipalak 10x lipatnya. Atau kalo kalian sial, pas ga bawa duit, kalian bakal digiring ke ATM terdekat and who knows next.
Polisi? Polisi ada jam patrolinya. Karena saya ngabisin waktu seharian di sana, yang saya amati para polisi ini rutin patroli berkeliling sampe jam 12 siang saja. Sehabis itu mereka hanya muncul sesekali, dan di waktu ini lah para penipu itu beraksi.
Sumbangan sukarela
Wah kalo ini kasat mata ada di mana-mana, kecuali di Metro. Biasanya cewek-cewek atau anak-anak bawa map yang berisi “daftar penyumbang” dengan kop kertas sumbangan berbahasa Perancis. Jika kalian bisa berbahasa Perancis, tentu akan janggal baca kertas sumbangan itu, tapi yang mereka incar adalah turis-turis “berhati mulia” yang memang ga bisa berbahasa Perancis.
Dan begitu kalian tanda tangan, yang ada kalian akan dipalakin juga dengan nilai sumbangan yang cukup gede. Kalian ga tau kan bunyi kalimat di kertas sumbangan/petisi itu? Modus lain adalah mereka akan pura-pura bisu tuli dan minta anda menandatangani petisi tersebut.
Di Champs Elysees saya diikuti 2 cewe yang gigih minta sumbangan dan nanya saya bisa bahasa apa. Mulai Inggris, Jepang, Korea, Thailand (yaelah tampang jawa gini…). Dan mereka akhirnya nyerah setelah saya bilang “Parlez Klingon?” Dan saya mulai meracau dalam bahasa Klingon seingat yang pernah saya tonton di serial Star Trek. Saya juga ga ngerti ngomong apaan :P But it works, they went away dan saya bisa kembali jalan dengan tenang menikmati macet dan berisiknya Chamsps Elysees.
Same rule. Say no, and go away. Saya sampe harus membentak 2 ababil di Notre Dame karena mereka ngeyel dan sudah dalam tahap mengganggu.
Rombongan Scammer
Percaya deh, ga ada dari mereka yang bisu tuli
Kabur karena ada patroli polisi
Turis berhati mulia yang jadi korban mereka
Yang lain?
Ada Shell Game. Itu lho, kalian harus menebak 1 di antara 3 gelas (atau apalah bentuknya) yang ada isinya. Lihat video ini deh . Kalian mesti hati-hati karena penipunya juga nyaru jadi penonton dan copet juga beraksi di sini.
Cafe-cafe dengan harga ngemplang. Jadi kalo ada cafe dengan menu semua in English tapi ga ada pricelistnya, mending cabut ajah deh.
Toilet umum yang…. ewwww. Bahkan toilet di Laffayete-pun agak memprihatinkan.
WC umum paling bersih dan segar yang telah saya cobain seminggu kemarin :P Dan gratis pula. Yah bisa ngasih sekedarnya sih ke ibu-ibu yang jaga
Jangan kaget kalo kalian akan sering mencium bau pipis di banyak tempat. Apalagi di seputaran metro. Satu dekade lalu saya pertama kali ke Paris juga sudah begitu.
Nah apa yang mesti dilakukan buat menghindari hal-hal kriminal?
Kalo saya sih saya berusaha membaur dengan penduduk lokal. Bisa dikit-dikit (buanget) ngomong Perancis. Ini bisa membantu, karena Parisian akan mendadak jauh lebih ramah kalo kita berusaha ngomong dengan bahasa Perancis walopun amburadul. Well, ga semua juga sih :P
Ga usah sok dandy, over fashion kaya pemuda-pemuda di sini, ga nenteng2 SLR dengan segala perlengkapan lenongnya (done that and no more except i’m on special assignemnt) . Gak sok gaya-gayaan apalagi sibuk selfie.
Parisian in a Metro
2 foto terakhir ini diambil di hari yang sama hanya beda jam dan tempat. Which one is fashion failed?
Parisian itu casual kok, gayanya sederhana tapi matching. Yah mungkin agak bedalah di seputaran Champs Elysees. Tapi ga pada pake celana pendek, baseball cap dengan tshirt tulisan/gambar macam-macam.
Pake iPhone jauh lebih efektif buat saya dibandingkan harus bawa dan buka peta segede gambreng itu. There’s a lot of app for your smartphone to keep you safe and lost direction :)
Intinya ga usah over, nikmatin saja kota dan suasananya. Banyak hal yang bisa kalian lakukan.
Leyeh-leyeh di taman (ada banyak taman yang bagus dan nyaman di Paris) sambil baca buku, dengerin musik dan berjemur. Kalo ada teman bisa sambil ngobrol + makan siang/sore + bawa wine, piknik deh. Tapi ya hati-hati jangan naruh tas/handphone sembarangan.
burungpun tahu cara menikmati suasana Montmartre
This is a very nice place to spend your time
Kuliner? Pastry Perancis kan terkenal tuh. Nongkrong di Cafe sampe bosen juga bisa.
Macarons anyone?
salmonnya enak sekaliiii
Banyak tempat yang bisa dijelajahi. Saya saja masih belum khatam zone 1-3. Menjelajah Louvre pun belum tamat. Seperti 13 tahun lalu, kali ini kembali saya ga punya kesempatan untuk main ke Versailles. Saya juga penasaran dengan Catacombs, labirin lorong yang dibentuk dari tumpukan tengkorak serta tulang belulang manusia yang berada di bawah kota Paris. Saya belum sempat sekalipun masuk pemakaman/Cemeterie di Paris. Padahal keren tuh buat obyek foto yang rada-rada sureal/gothic.
Di mana-mana saya lebih sering naik Metro dibandingkan bis. Eh kecuali di Kyoto dan San Francisco sih yang rute utamanya emang jalur bis. Sempat ketemu beberapa pengunjung dan mereka cerita soal spending time di bis umum (RATP) nikmatin jalan. Satu hal yang ga kepikir, padahal Navigo cardku bisa buat bis juga.
Kali ini saya bawa X100s dan XT-1, dibanding Fujifilm DL series saya dulu bedanya seperti bumi dan langit. Tetap saja ternyata saya ga segitu banyak juga mengambil foto. Too carried away, damn…
Mungkin alasan biar bisa balik lagi ke sana untuk serius moto dan ngider-ngider pake bis hehehehehe *mulai budgeting dan hunting tiket promo*
Paris The City of Light, The City of Love, The Capital of Romance and Art. Nice, isn’t it? That’s the Sunny face of Paris :P
There are many things you can do in Paris. It’s a big city divide into 20 administrative districts (“arrondissements”). The number of the arrondissement is indicated by the last two digits in most Parisian postal codes (75001 up to 75020). If you see the map carefully, you’ll find that those 20 arrondissements are arranged in the form of a clockwise spiral.
Arrondissements of Paris
To make it short, tourist most visited landmarks in Paris are usually at
1st Arr = Da Vinci Code started in this district :P This is the ultimate Paris must-see spots; you’ve got the Tuileries, Pont des Art, Place de Vendôme, Rue de Rivoli, Place de la Concorde and of course the great Louvre.
4th Arr = Centre Georges Pampidou & Cathedral Notre Dame de Paris
5th Arr = Pantheon, Quarter Latin
7th Arr = Romantic. You have Eiffel Tower, Invalides, fancy and rather expensive French restaurant but no clubs). This is a very very safe area because all the embassies seem to be there.
8th Arr = Sightseeing + shopping + party. Champs-Elysées, Arc de Triomphe, shopping centres, branded boutique, fancy lounges and clubs.
Between 9th and 18th you have Montmartre area, Sacre Coeur, then the famous Moulin Rouge (you do know that rouge = red, right?) and Pigale area.
I wont be strolling around Pigalle specially at night, but i do love Montmartre. In fact, I’ve spent almost a whole day just strolling around this area. It’s classic, it’s full of cultural sightseeing, it’s the place where great artist were gathered.
Take a look at Place du Tertre where Picasso, Vlamenck, Derain, Soutine, Modigliani, Van Gogh and countless others lived and worked in these narrow streets.
You could see the architecture of Basilica of the Sacré Cœur or Musée de Montmartre is in the house where the painter Maurice Utrillo lived and worked in a second-floor studio.
Last but not least, it’s my best spot to find souvenirs with good price and lot of options :)
metro
metro
outside metro Anvers
the tourist
the souvenir shops
And the bassilica
the carrousel
Danbo goes to Paris
This is a very nice place to spend your time
selfie family
Danbo and Pierre or Phillipe?
Again, another selfie family :)
selfie chicks :)
Hi Haley :)
Paris, specially Montmartre, stairs are everywhere
see? so comfy
even for this guy
yea, the birds taking a nap in Sacre Coeur
The cleanest WC i’ve tried. Even Lafayette’s was… ewww
Where do I stay?
I was staying at 11th Arrondissement, between Belleville and Couronnes Metro. It’s not a tourist area, colourful, multi-ethnic neighbourhood. Lucky me, I stay within the Moslem society, so it’s easy to find or asking for halal food. Yayyyyy \^_^/. There’s even a mosque (but don’t expect it to be a typical mosque in Indonesia).
Rue de La Fontain Au Roi
market
i wont run out of food :P
or place to have coffee and watching people passing by
About a decade ago I spent almost a month at Paris. For business trip. Still remember how we rush every morning to catch trains to Anthony. Since we lived around Porte Maillot (zone 1), it need about 1 hour+ to be at Rue Jacques Rueff, Anthony (zone 4).
Around 19h afternoon, we’d be back to zone 1. Usually I will spent the night wandering around St Germain or Quarter Latin, usually with Mas Hanny. The rest of the group choose to go straight to nearest McD and back to the hotel. If I have nothing to do (usually Friday night) i walked a long Champs Elysees, from Arc de Triomphe to Louvre back and forth. You could walk through Place de la Concord to Jardin des Tuileries until you reach the Louvre pyramids, or turn to rue de Rivoli and come back via Quai des Tuileries following the river banks of Seine.
There were funny things also. We ended up having dinner in an Indonesian Restaurant (the owner from Surabaya) in rue de Vaugirard where we actually wanted to go to Pigalle *rofl* Edhiem phone fell of the metro platform and he jumped down to take it while people were screaming. It was Siemens something, the most expensive phone at that time (well compare to what displayed in stores around Paris). My colleagues brought so many bread from hotel breakfast for snack and lunch because they couldn’t eat salmon steak everyday like I did. Hey, it’s big yummy salmon steak with delicious french fries and I like it. I asked nobody to eat what i eat :P And it’s only 10 Franc (or less, i forgot about it).
This September, I’ve got a chance to visit The City of Light again. Air France now has direct flight from CGK to CDG with 2 hours transit in Singapore. But i miss ANA :( The (japanese) food, the entertainment, smiles and hospitality of the cabin crew. Well, Air France is OK, but nothing special actually.
Inside AF259
Ouvert, Sortie, Pousser will be familiar with that
in-flight magz
looong queue at the immigration
CDG
CDG 2E arrival Hall
Landing at CDG around 7h, very long queue in the immigration with only 5-6 officers on duty. Took me 1 hour to pass the immigration. FYI, French immigration is well known as the “friendliest” immigration for Schengen visa holder. Try to enter via Frankfurt, you’ll be asked many questions.
long queue
CDG
CDG 2E arrival Hall
Basically, there are 3 ways for you to get to downtown Paris:
By taxi, you’ll enjoy the ride, watching the view from the suburb of CDG area until entering the classic city of Paris. But it will cost you about EUR 50 or more. I used it a decade ago so not for this time.
By bus, it will cost you EUR 10, and the stop point is at Paris -Opera. There are also EUR 6 bus with stop point at Paris-Nation or Paris Gare de l’Est. Not my choice. Travel time is about 80-90 minutes and I’m not planning to wandering around Nation/Gare de l’Est with my luggage.
RER B. This train will take you downtown in 30 minutes, cost EUR 9.75. I can stop at Les Halles and change to Metro 11 to take me to my AirBnb apartment. But I choose to stop at St Michel – Notre Dame instead.
The RER B station is located 1 floor below the arrival hall. It’s easy to find it, just follow Paris by Train sign. If you’re wanting to buy a simple train ticket to Paris and you have a [label style=”red”]smart chip credit card[/label] or [label style=”red”]Euro coins[/label], you can use these [label style=”green”]green Billetterie[/label] vending machines to purchase such tickets. Don’t worry, there are also vending machines where you can exchange your 5-10-20 euro notes to coins.
Paris by Train
going to train station downstair
Billetterie for purchasing ticket to downtown Paris
And this is what i’ve got… vending machines are not at service. I thought there are strike from SNCF employee. Employee/labour strikes happened quite often in France. Heard some officers said that RER might not operate that day so we have to use bus. Arrghhh!!!
en service but not in service
After getting your train tickets, you can continue to turn towards the train platforms which will require descending another set of escalators or stairs onto Level 1. The Paris Train platforms are marked as “Voie” (“platform”) 11 and 12 and also show “RER B Paris par Train“, the Regional Express Network trains that operate between Roissy-Charles de Gaulle and Paris city centre.
My RER was got delayed because of the incident, so i have to wait until 12h to get on the train. Such a waste of time. But finally we knew that there were accident in Le Blanc Mesnil that interrupt the RER B traffic from/to CDG2.
So, spent my lunch time around Notre Dame and rendezvous with Winstem an hour after that. I’ve managed to ‘smuggled’ packs of tea for him hehehehehe :) You wont find Teh Poci in there :P
me & winstem across Louvre
After that, me and Winstem go to 96 Rue de la Fontaine au Roi, the place where i will stay for the next 7 days. Thanks to Airbnb :)
that’s my dinner, a tripod long sized sandwich….
being a Parisian, live in a small but very nice flat & neighborhood.
Bon retour au Paris, la ville de la lumière, la ville de l’amour
These are some photos from my X100s
Notre Dame de Paris, time has no effect on it
Typical tourist outfit, no French dress like that
a French lady with a baguette
a Honda et Paris :)
I feel secure with this backpack, Paris is full of pickpockets
Buat Yofie yang rencananya mo 3-4 hari di Paris.
Rute ini subjective ke gw yah. Kamu bisa modif-modif ndiri tergantung sukanya venue yang kaya gimana, seberapa kuat kaki elo jalan, or rute metro mana ajah yang mo lo ambil :P
Kalo ngomongin Paris -IMO- defaultnya yang ada di bayangan kita pasti Menara Eiffel, lalu Museum Louvre dan mungkin Katedral Notre-Dame. But believe me Paris is way more than that. Even if you spent full 3-4×24 hours is till not enough to explore The City of Lights. Kasarnya yang tadi itu baru Paris ring-1 :)
Mo mengingatkan, karena Eiffel dan Louvre adalah tujuan utama turis, hati-hati dengan antriannya. Get there as early as you can! Kalo lagi sial bisa-bisa buang waktu 2 jam cuman buat ngantri Eiffel doang. You can see more within 2 hours.
Some says 3 days are not enough to explore Louvre itself :) Yah aku ga yakin elo demen maen-maen ke museum sih, but it’s awsome!!! *bah, jadi pingin balik sana lagi*
Pas landing di bandara gw saranin elo ambil tourist/travel map berbagai versi tapi yang bahasa Inggris yah :P Ah iya, peta metro juga. Elo bisa beli tiket metro terusan juga sih di sini.
Karena elo nyebut Rue Vicq d’Azir, Paris, asumsiku elo nginap di daerah sana. Rute yang bisa gue saranin sih
Arc de Triomphe courtesy: time.com
Day #1,
Istirahat bentar langsung ajah ke Arc de Triomphe (naik metro yang turun di Charles de gaulle kalo ndak salah :P)
Dari AdT tinggal lurus ajah nyusurin Champs-Elysees. Nah udah deh, elo jalan ujung ke ujung bolak-balik juga pasti lom akan puas.
Banyak venue menarik di sini. Selain toko-toko modern yang eksotis, situs-situs sejarah juga banyak.
Misalnya ada Place de la concorde, Obelisk (jangan mikir yang di komik Asterix yah) plus air mancurnya,
Sampai buntutnya di Louvre. Di sini elo liat situasi ajah, paling tidak elo bisa foto di piramida depan gerbang Louvre situ :)
Santai ajah kalo berasa gempor, tinggal naek metro buat baliknya :) Ada 2 stasiun metro sputaran Louvre. Kombo peta turis + peta metro itu mantap :P
Kalo waktu cukup dan mo nerusin, kamu bisa nyusurin Rivoli trus nyebrang ke Seine. Gw ga tau nama “pulau”-nya tapi di sanalah berdiri Notre-Dame ama La Sainte Chapelle. Gw sih lebih suka motoin Notre-Dame saat rada-rada berkabut, jadi yah either pagi-pagi atau pas sunset sekalian dengan background sungai Seine :)
Day #2
Hmmm, kalo niatnya naek sampe pucuk Eiffel mending dilakukan hari ini. Ngantri sepagi mungkin.
Preferensi orang beda-beda sih, mo lihat view pagi apa view sore menjelang malam. Cuman ya itu tadi, antriannya.
Lagian di atas berangin banget. susah juga buat moto-moto yang bener kalo kamu ga spare waktu yang banyak.
Jangan sampe batre kelewat dingin yah, nanti malah ga bisa moto (pengalaman :( ). Jadi bawa spare batre yang disimpen dibalik baju. Buntelin apa kek biar tetap anget. Jaga-jaga kalo batre utama ngadat.
Selesai manjat Eiffel ma muterin tamannya elo bisa lanjut ikutan River Cruise.
Atau kalo mo maen ke museum kalo ga salah ada Musee D’Orsay ama Rodin. Ada juga Invalides, makam si Napoleon kalo ga salah di sini.
Musee D’Orsay courtesy: www.allkmc.com
Day #3
kita coba jump ke yang jauhan trus mundur ke arah tempat elo nginap pas pulangnya.
– Luxembourg Gardens (nah mestinya pagi-pagi neh)
– lanjut jalan kaki ke Pont Neuf Bridge
– ambil metro pont neuh turun di Royal palace, udah deh ubek-ubek di situ
– kelar di sini langsung lanjut ke Montmartre Sacre Coeur. Nah kalo mo nyari-nyari suvenir murah tempatnya di sini.
Paling keren nangkring depan sacre coeur sore-sore, liat paris menjelang sunset. Nah pas mulai masuk malam, bisa lihat merahnya Moulin Rouge di bawah :P
La Basilique du Sacré Coeur de Montmartre courtesy: overvacation.com
Day #4
trace back ajah venue mana yang elo mo datangin lagi. Rute Day #1 misalnya. langsung shortcut ajah via metro.
Nah gitu ajah sih. Rute day-1 itu aslinya buanyak banget, kamu ga akan bisa lama-lama di 1 tempat. Tapi gw emang paling suka nyusurin Champs-Elysees. Rasain ndiri ajah deh, Yof :)
*berhitung keras buat next travel destination: Nonton Liverpool di Anfield, balik ke Paris, pulau-pulau di Yunani yah paling ga Santorini deh*