[SF Trip] Visiting Mozilla Space San Francisco

mozspacesf-logo7 Oct 2013, Summit over the night before. Most of us will fly back home, back to daily routine office, college, shool etc. Some will spend another day or two just for sight seeing. Let say, Jan from Holland going to surf at Santa Cruz, Ash’kary from Bangladesh have a road trip to east coast.

Me? I’ll be spend a day at San Francisco with the girls (@rara79 & @eriskatp) First stop is Mozilla Office San Francisco, @rara79 has appointment with Emily (the one from WPR tables next to Mozilla Indonesia table in MozFair day #1).

It’s kind of late. Based on my checklist we should go to SF from Santa Clara CalTrain station maximum at 9am. We board at the train around 11am. And the first thing cross my mind when inside the train is … Source Code movie. Also met Rizki from Yogya at the train.

CalTrain took about 1hr 30min from Santa Clara to SF and cost you about $9. From SF Caltrain Station we need to take a cable train to get to Mozilla SF office at Harrison St. Cost you about $2.

The weather was perfect (OK, it’s lil bit chill) for walking down the street. MozSpace at SF is nice, I wish that someday we could have one at Indonesia.

Met Emily, have a little tour inside. Josh already busy with lines code in his big monitor screen. William playing pingpong at 7th floor :) The view from this floor is amazing. I’m willing to stay overnight almost every night with this view :P I can imagine it’s getting prettier in the afternoon with all the lamps around the bridge and the building around.

From MozSpace SF, we go to Twitter office. Another $2 using subway.

That’s all for MozSpaceSF visit, as usual you can find more photos in my [button color=’blue’ size=’small’ link=’http://flickr.com/photos/nuri_abidin/’]flickr[/button] account :)
 

Mozilla Summit Stories:

Side Story:

Mudik 2012 #5 of 5, Balik Jakarta

Berkaca di laporan mudik tahun kemarin, titik balik mudik bakal terjadi sekitar weekend (jumat malam-sabtu-minggu malam) dengan titik simpul kemacetan di Cirebon. Tahun kemarin sih saya sama sekali ga kena kemaceta di manapun kecuali jalur Lawang – Purwodadi serta Porong karena salah belok ke arah tol lama ajah ^_^.

Berangkat H+1 lebaran (Kamis sore) Masuk tol gempol selepas Maghrib, sampai Semarang jam 12 malam kurang dikit. Berhenti di rest area tol Kanci sekitar jam 4 pagi. Sehabis subuh langsung tidur sampai jam 6 pagi. Udah deh, Jum’atan di rest area Cikampek.

Kali ini kami berangkat hari rabu, H+2 lebaran jam 9 malam. Sepanjang Karanglo – rel kereta Singosari cukup padat. Ternyata ada sedan nyusruk ngembat pembatas jalan di depan pos PJR Singosari. Habis itu lancar. Kejadi yang sama terulang. Di apolo saya salah belok kanan ke arah tol porong ^_^. Akhirnya muter balik deh lurus arah bangil masuk arteri baru tol gempol. Lancar jaya sampai Babat – Lamongan.

Mengingat 6km jalanan rusak di Rembang, kami gambling nyobain jalur tengah seperti yang selama ini disarankan bapak. Rutenya Bojonegoro – Cepu – Blora – Purwodadi – Demak – Semarang. Katanya sih jalannya enak, lurus-lurus ajah sampai Demak. Dari Lamongan sampai kota Bojonegoro sih lancar-lancar saja, kecuali masih banyaknya pengemudi motor.

Gila yah ini Bojonegoro? Dah lewat tengah malam tapi banyak pemotor berkeliaran tanpa helm. Banyakan sih emang ababil-ababil itu ^_^. Selepas Bojonegoro mimpi buruk dimulai. Hampir sama parah dengan kejadian macet pantura. Cuman ini masalahnya adalah jalanan yang hancurrrrr sampai Purwodadi bahkan mo masuk Demak. Kalo lihat Google Maps, jarak Babat Lamongan – Semarang itu 214km. Nah, kayanya 180km nya itu jalanan buruk deh. Complete nightmare … i mean, it was in the middle of the night, bad road and you have to pass through the woods.

langit di atas SPBU 4459509

Subuh sampai Demak dan sebelum jam 6 sudah melewati Semarang. Karena ngantuk kami memutuskan (saya sih, si Rara dah molor bbrp jam sebelumnya) untuk pitstop di SPBU 44.513.13 Lingkar Weleri. Tapi karena matahari dah mulai menyengat, SPBU yang rame, bobonya jadi ga konsen. Lanjutlah perjalanan, sekitar 9:30 kami kembali pitstop di SPBU 44.512.11 di Desa Timbang – Batang. SPBU nya nyaman, teduh dengan pepohonan jati, bersih dan luas. Ada tempat mandi air hangat juga lho :) Recommended deh buat  ‘camping’ di sini :) Setelah mandi, saya sarapan bekal yang telah dibuatkan ibu. Nasi putih + mendol + empal + sambal tomat. Sementara si Rara maem bakso. Minumnya es degan yang enak dan segar banget. Nyammmm…

sarapan dulu :) -photo by @rara79

bakso

bakso yg enak -@rara79

SPBU 44.512.11 di Desa Timbang – Batang

SPBU 44.512.11 di Desa Timbang – Batang

macet menjelang kota Batang

Laper? Ngegado empal saja :P

menjelang masuk Tol Pejagan

warung sate daerah Pejagan

bersiap u/ liputan arus balik

Jomin

Selebihnya cukup lancar. Jalanan sempat tersendat sebentar di beberapa titik dikarenakan warga sudah mulai melakukan aktivitas. Terutama sekali di beberapa pasar yang kita lewati. Jalan nyantai dan banyak pitstop, akhirnya sampai di Semanggi sekitar jam 9 malam.

Fiuhhh, mudik 52jam, balik 24jam … what an epic ^_^. Yang patut disyukuri, macet balik tahun ini tidak segila tahun kemarin. Jadi yang pada balik mepet weekend pun tidak sampai haru camping 1-2 malam atau dilempar kemana-mana jalurnya. Cuman emang pas arus mudiknya minta ampun deh..

Yang rada sedih sih ga bisa maen lebih lama dengan ponakan baru yang lucu ini. Ariq, tungguin om Nuy n tante Rara ke Malang lagi yah :)

   

Mudik 2012 #4 of 5, Sunset di Lasem and Macet di Malang

Nah menyambung postingan sebelumnya, berikut ini langsung ajah foto-foto sunset yang saya ambil dari pinggir jalan. Somewhere di Lasem – Rembang. Sebelum rest area Lasem seingatku yah.

taken w/ iphone4, Rara at Lasem Sea View

OK, pose, smile, and …

taken by Rara using Sony NEX-5n. #iphonegraphy

#iphonography #iphonegraphy #iphoneography

boat parking at Lasem Sea View

wild flowers at the side road

finally sun is set..

silhouette using iphone

40+ hours driving, this view is worth it

accidentally caught a shooting star at the horizon

beware … on the road to Tuban for the next sunset. couldnt make it ontime

At Lamongan with Arie ‘Becak’ @astralclouds ^_^. Proper meal we had so far that day..

at Lamongan with Arie @astralclouds

Emply plate of Cap Cay… and nasi goreng

Dan menjelang jam 12 malam 19/08/2012 kami nyampai di depan pintu rumah Singosari-Malang. Phew 52 jam perjalanan. Selain pemandangan di Lasem seperti foto di atas, pengobat lelah lainnya adalah… masakan Ibu n adik di Malang. Yayyy. H+1 lebaran menunya adalah … rawonnnnnn

Kuliner lain selama di Malang sih ga segitu banyak. Standar Bakso Cak Man. Soto Ayam Lombok yang di Lawang. Yang di Mondoroko kebetulan tutup. Soto Ayam Lombok Mondoroko ini mengingatkan masa-masa SD dulu. Karena selain letaknya di samping SD Banjararum 03, Arik teman sekelas semasa SD dulu kebetulan putra dari si pemilik depot soto ini ^_^.

Rik, di mana kamu sekarang ya? Wawang, Hari, Basuki, Adek, Robby, Iskandar n yang lain pada kemana yah?

Si Rara ketagihan soto ini sebelumnya. Tapi yang di Lawang ini rasanya dah ga segitu ‘nendang’ lagi, mungkin karena ‘dipaksa’ buka 24 jam.

Homemade Rawon Party!!!! #danbo #domo #javaroadtrip

Soto Ayam Lombok – Stasiun Lawang

Menu di Toko Oen

Pukis Hollywood

Yang mengecewakan di Malang sekarang adalah macetnya!! Musim liburan panjang kaya gini bisa saingan ama Bandung kalo weekend deh :( Belum lagi sekarang Malang kondisinya jorok oleh poster-poster polishitkus yang bikin kotor kota karena selain betebaran di mana-mana, ukuran poster/baliho/spanduknya juga ga kira-kira. Alih-alih bikin rapi dan indah kota, mereka ini malah koplo bikin jijay deh. Pa lagi poster istri Walikota yang ga keruan ukurannya itu. Ewww, yikes!!

Kemacetan di Karanglo – Arjosari. Banyak putaran balik yang ditutup

kalo sial, puter balik mo ke Malang dari Karanglo harus ke Lawang

kopdar @idgmail cabang Malang di rumah @isdahahmad

Danbo dan Domo vs kue serta es krim suguhan @isdahahmad

Perlintasan kereta Karanglo jalur arah ke Batu

Contoh poster/baliho yang bikin kotor kota Malang tercinta

Meninggkalkan Malang sejak 1997, balik rata-rata setahun sekali pas Lebaran, banyak tempat baru yang saya ga tahu :( Terutama tempat-tempat kuliner. Banyak kafe-kafe kecil muncul. Banyak juga factory-outlet yang sayangnya kayanya cabang FO dari Bandung semacam Blossom :P

Mudik 2012 #3 of 5, Indramayu – Rembang

 

Setelah hampir 6 jam tidur di SPBU 34 452 19 daerah Lohbener, kami melanjutkan perjalanan. Arus lalu lintas bisa dibilang lancar jaya, kecuali beberapa ruas yang diberlakukan contra-flow karena digunakan untuk sholat Ied. Selebihnya tidak ada halangan sama sekali.

matahari

sunrise at Indramayu…

rushty

sampah-sampah di sekeliling si rushty :(

Pemudik

Pemudik dan keluarganya

menikmati sarapan setelah kemacetan panjang

traffic

lalu lintas pagi hari

contra-flow

contra-flow

Tapi ya tetap, kalo memang mental nyetirnya dah minus, kelakuan bodoh tetap terulang….

yah… gimana ya? dah kelakuan…

Satu kesalahan yang rada fatal hari Minggu itu adalah kami tidak makan/sarapan di SPBU. Karena sudah ketinggalan sholat Ied, ada yang ngeledek kalo ‘lebarannya dah lewat’. Jadi ya udah kita malah mo jalan-jalan ajah. City-Hoping nyari kuliner. Lupa kalo ini hari pertama lebaran, baru ajah kelar sholat Ied. Kagak ada tempat makan yang buka, jek.

Mulai Brebes-Tegal-Pemalang pada tutup. Sebenarnya begitu keluar GT Pejagan, ada beberapa warung sate kambing yang buka. Tapi selain @rara79 yang ga suka sate mbek, tempat parkir ga proper, potensial bikin macet pula. Jadi lewat deh. Sampai Pekalongan kami nemu warung tenda pinggir jalan yang alhamdulillah masih punya beberapa bungkus indomie tersisa. Nasi, soto dan makanan proper lainnya baru saja sold out. Hadehhh…

narsis

finally, food!! Yayyy..

only indomie?! oh, no!!

Pekalongan – Semarang – Demak/Kudus/Pati bisa dibilang jalanan sepi sekali. Sepanjang Pati banyak poster-poster yang cukup menarik perhatian, di antaranya adalah Ngopi Gratis seperti foto di bawah ini dan juga Cafe NaGa (Nasi Gandul). Keduanya ini ternyata disediakan oleh perusahaan Kacang 2 Kelinci. Sayang sekali lokasinya di kanan jalan. Malas buat nyebrangnya.

Ngopi Gratis 2 Kelinci

Sarimi FTW!!

Dari Semarang sampai Malang, hambatan yang kami jumpai hanya di sekitar Juwana Rembang. Cukup panjang sekitar 6km. Kalo ga sayang dengan shockbreaker/kaki-kaki mobil sih silakan ngebut. Kalo ga yah disarankan jalan 20-30km/jam ajah max.

Juwana - Rembang

Juwana – Rembang

Juwana - Rembang

Juwana – Rembang

That anoying Pringsewu board ^_^

arah surabaya jalanan ancurrr

Di daerah sini kami juga nyaris kecelakaan. Selepas Juwana, jalanan lancar dengan pemandangan laut dan tambak garam di sisi kiri. Tapi siapa nyangka tiba-tiba ada sapi dengan cueknya menyeberang jalan sementara si Rushty lagi lari 80km/jam. Phewww, untung jarak dengan rombongan belakang masih jauh baget. Bisa tabrakan beruntun tuh….

Dasar sapi edan!

Tapi akumulasi rasa lelah, sebal, lapar terbayarkan beberapa belas kilometer setelahnya. Pemandangan laut yang sangat indah yang sudah saya incar sejak lama untuk dipotret. Akhirnya kesampaian juga dan waktunya tepat pula :)

Foto-foto yang saya maksud silakan dibaca di postingan selanjutnya yah :) he he he he

Mudik 2012 #2 of 5, Cikampek – Lohbener

Menyambung postingan sebelumnya yang berakhir di Bypass Jomin, beberapa bilang sih ini sisa-sisa kemacetan Kamis kemarin. Buset dah. Tapi semakin siang, sesore, dari beberapa tweet yang di-RT akun @pulkam @ayopulkam @lewatmana bilang gara-gara bbm pada habis di spbu-spbu daerah pamanukan, trafik jadi menumpuk. Terutama di spbu sebelum rumah makan/hotel Markoni.

Sambil menjaga diri agar tak mengantuk, tak kebelet pipis apalagi be-a-be, kami cuman bisa bersabar menikmati kemacetan sambil mengomentari tingkah polah pengemudi kendaraan plat-B di sekeliling kami. Sungguh ancurrrrr kelakuan mereka itu. Banyak sih yang tertib, defense driving (like us ^_^) tapi ga sedikit juga yang ugal-ugalan. Yang kasihan sebenarnya para pengemudi motor karena jalur mereka yang paling kiri habis disasak sopir-sopir busuk ini. Alhasil mereka harus ‘offroad’ lewat jalan tanah yang sangat berbahaya selain tidak rata, banyak lubang juga. Dan beberapa sudah terjatuh karena ini.

Jadi ga heran kalau tingkat kecelakaan paling tinggi dialami para pengendara motor. Miris juga melihat mereka harus berjibaku di jalan tanah, atau memaksakan diri nyelip-nyelip di antara kendaraan gede dengan segala barang bawaannya. Termasuk balita :( Duh, gusti. Ini niatnya pada baik mo berlebaran di kampung halaman, tapi berasanya sadar diri nyetor nyawa ke malaikat kematian.

Nah berikut ini adalah beberapa contoh pengendara super goblok di sepanjang pantura yang mengakibatan kemacetan paling parah sepanjang sejarah mudik yang pernah saya alami. OK, peningkatan volume kendaraan memang menjadi salah satu faktor. Tapi itu kecil jika dibandingkan kelakuan ga becus pengendara-pengendara mobil seperti foto-foto berikut ini. Lokasi di sepanjang ciasem-sukamandi-pamanukan.

Sekitar jam 11.30 kami sampai di SPBU 34 452 19 daerah Lohbener dan memutuskan untuk istirahat di sana. Biyuh biyuh. 25 Jam dari Gandaria sampai Lohbener.

Jam 6 pagi dah bangun, kesiangan. Kenapa kesiangan? karena setelah mandi kami mulai jalan sekitar jam 6.40 dan beberapa ruas jalan mulai 1-2km setelah SPBU sudah mulai diblokade lagi untuk sholat Ied. Karena kadung stuck di tengah jalan dan ga ada tempat yang layak untuk parkir mobil, kepaksa tidak bisa ikutan sholat Ied deh. Di sini petugas banyak yang berjaga dan mengarahkan para pemudik.

Tapi ya tetap, kalo memang mental nyetirnya dah minus, kelakuan bodoh tetap terulang….

Bersambung ke postingan berikutnya yah…

Kalau mau baca versi lain dari Rara, silakan klik di sini “#JavaRoadtrip : 24 jam pertama

Mudik 2012 #1 of 5, Camping di Tol Cikampek

Halo semua,
sebelumnya saya mo ngucapin selamat hari raya idul fitri 1433H, mohon maaf lahir dan batin.

Kali saya coba menulis pengalaman saya mudik dari Jakarta ke Malang di tahun 2012 ini yang secara keseluruhan adalah worst mudik of all yang pernah saya alami :)

Saya pernah terjebak 4 jam di jalan, di Jakarta yang menyebabkan saya ketinggalan pesawat (padahal saya dah berangkat 4 jam sebelum waktu take off). Akibatnya ya harus camping di bandara setelah beruntung dapat first flight untuk esok paginya.

Kali ini saya terjebak di pantura, yang total perjalanan saya sampai depan pintu rumah Malang adalah 52jam. Bravo!!

Tahun ini saya dan @rara79 memilih mudik pas 17 agustus mendekati tengah malam. Selain faktor cuti yg cuman bisa setelah tanggal lebaran, asumsi kami titik puncak mudik bakal hari kamisnya. Karena yang “masuk kerja” tanggal 17 praktis hanya PNS saja. Itupun kalo memang kenyataannya begitu :) Dan sesuai laporan media massa emang kamis malam sampai jumat pagi itu gila-gilaan.

Sepanjang JORR, cikunir sampai Cikarang sepi. Kami senang-senang saja di mobil menikmati playlist. Tapi bencana dimulai dari KM 67 tol Cikampek. Kami butuh 4 jam lebih untuk dapat mencapai pintu tol Cikampek yang jaraknya hanya 5km. Saya dan pengemudi lain bisa keluar mobil n duduk-duduk di separator tol tuh ngobrol satu sama lain. Yang makan juga banyak, dan sepertinya memang watak asli bangsa kita yah. Nyampahnya di mana-mana. Jalan tol yang biasanya bersih, jadi super jorok akibat ulah pemudik yang malas ngumpulin sampahnya sendiri.

Antrian mulai kam 67

Antrian mulai km 67

update tweet

sharing info via twitter

sampah mudik

sampah yang rada fotogenik ^_^

Penderitaan baru dimulai. Baru 5 meteran dari gerbang tol, kami harus “parkir” kembali. Setelah 3 jam stop n go, kami bisa mampir ke alfa mart untuk numpang pipis. Setelah 8 jam baru bisa pipis, bo! Ga bisa lama-lama kami harus lanjut karena saya takut simpang Jomin ditutup dan kami akan diarahkan lurus ke pasar Cikampek seperti tahun kemarin.

Dan ketakutan terbukti. Sekitar 7.40 sampai di persimpangan Jomin, dan memang sedang ditutup. Pasrah deh. Speed waze, 0 km/h. Banyak yang putar balik bahkan disarankan untuk lewat bandung/sadang/Subang. Tapi sejak semalam kami pantau, lokasi tersebut ga lebih baik dari sini karena macet parah juga akibat limpahan trafik dari cikampek yang dibuang ke sana.

Para pengemudi kembali keluar buat ngerokok, ngobrol, makan, atau numpang pipis di toko/hotel dekat situ. Hampir 2 jam seperti itu saat simpang jomin tau-tau dibuka dan semua berebut masuk/putar balik ke sana.

simpang bypass jomin

Simpang Jomin yang ditutup petugas

simpang jomin

Salah seorang pemudik berbincang dengan petugas

“Macet-macet begini ngintipin apa sih, Mas?”

Para petugas sedang berdiskusi

Sepintas di antara kabut/debu terlihat pemandangan ‘mencurigakan’ di bypass Jomin. Firasat buruk yang nantinya terbukti

Beberapa anak kreatif ngamen ‘marawis’. Mayan buat nambah uang lebaran

waze

Waze said … 0 km/h

Tapi itu cuman kegembiraan sementara. Karena ga sampai 300 meter dari situ kami harus parkir kembali sampai flyover pertemuan jomin-jl. Sudirman. Dan kesabaran serta penderitaan menahan pipis kembali berlanjut karena sejak beberapa ratus meter dari parkiran itu kami kembali parkir all the way.

Macet? Nyantai aza lah

Mayan bisa piknik di seberang yang lebih teduh. Macet Cikopo

Si Rushty diam pasrah kami tinggal berteduh di tengah kemacetan Cikopo :P

Pengemudi yang putar balik menuju Purwakarta/Sadang/Subang/Bandung. Andai saja mereka tahu…

*sigh* sampai Malang, entah kenapa pengemudi APV yg saya temuin rata-rata goblok dan kelakuan minus kaya gini

Ancaman lain yang saya takutkan dari keadaan seperti ini adalah… ngantuk!
Menjelang ujung bypass jomin saya sempat ‘blackout’ sepersekian detik. Alhasil, moncong si rushty sempat nyium bemper mobil depan :( Beruntung tidak ada lecet atau penyok apapun dan pengemudi mobil depan cukup mengerti keadaan ini. Thanks n sorry for that yah mas bro *menjura*

Dilanjut ke postingan berikutnya yah…

Kalau mau baca versi lain dari Rara, silakan klik di sini “#JavaRoadtrip : 24 jam pertama